Wednesday, March 26, 2014

Amerika Serikat Impor Produk Unggulan Seafood Indonesia Senilai 11,5 Triliun Rupiah

Amerika Serikat mengimpor produk ikan dan seafood dari Indonesia senilai US$ 1 miliar atau setara Rp 11,5 triliun pada 2013. "Nilai ini dapat terus ditingkatkan dengan melakukan promosi rutin, termasuk dengan mengikuti berbagai kegiatan promosi dan pameran," kata Atase Perdagangan Indonesia di Washington, DC, Ni Made Ayu Marthini melalui surat elektroniknya, Kamis, 20 Maret 2014.

Salah satu kegiatan promosi yang baru diikuti beberapa pengusaha Indonesia di Amerika Serikat atas fasilitasi Atase Perdagangan di Washington, DC, bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah Seafood Expo North America (SENA) 2014 di Boston, Amerika Serikat.  Pameran seafood yang sebelumnya dikenal sebagai International Boston Seafood Show atau Seafood Processing North America ini berlangsung pada 16-18 Maret 2014 di Boston Convention Center, Boston, Massachusetts. "Tanggapan pasar di sini sangat baik," kata Marthini.

Menurut Marthini, tidak ada kegiatan besar lainnya di Amerika Utara selain SENA, yang menampilkan produk seafood terbaik dengan akses langsung ke pembeli yang juga merupakan pemasok untuk berbagai bidang industri makanan laut di Negeri Abang Sam.

Acara ini menarik lebih dari 19 ribu pembeli, pemasok produk, dan jasa makanan laut, baik segar maupun beku atau kemasan, yang memiliki nilai tambah. "Selain itu, setidaknya terdapat lebih dari seratus peserta pameran SENA dari berbagai negara yang melakukan bisnis di bidang ini. Jadi, potensi pameran ini cukup besar," ujarnya. Tahun 2014, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Atase Perdagangan Washington, DC, memfasilitasi 16 perusahaan ikan dan seafood Indonesia untuk melakukan promosi melalui pameran SENA.

Para perusahaan Indonesia yang ikut serta antara lain adalah PT Sekar Bumi, PT CP Prima, PT Awindo International, PT Inti Lautan fajar Abadi, PT Indokom, PT Lautan Niaga Jaya, PT Bumi Menara Internusa, PT Bahari Biru Nusantara, PT Medan Tropical Canning, PT Dharma Samudra, PT Benua Agri Sejahtera, CV Pasific Harvest, CV Prima Indo Tuna, PT Alam Jaya, PT Tuna Permata Rezeki, dan PT Wirontono Baru.

Produk Indonesia yang ditampilkan di antaranya adalah udang beku yang bernilai tambah,seafood beku, tuna beku, dan seafood kalengan. Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan sektor perikanan Indonesia bisa bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 mendatang. Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP Saut P. Hutagalung mengatakan secara umum kinerja industri perikanan Indonesia masih bisa unggul dalam persaingan di pentas ASEAN.

"Secara umum, kinerja produksi dan perdagangan hasil perikanan kita masih bagus. Kualitas produk ekspor dan volume ekspor juga bagus. Dari sisi kompetensi, pelaku usaha dan kemitraan Indonesia masih kompetitif," katanya di Hotel Sari Pan Pacific, Rabu, 26 Februari 2014. Menurut dia, agar menjadi pemenang dalam persaingan di tingkat ASEAN, maka Indonesia harus secara konsisten meningkatkan produksi dan kualitas produk perikanan.

Tahun lalu, konsumsi ikan Indonesia mencapai 35,62 kilogram per kapita, sementara tahun ini ditargetkan mencapai 38 kilogram per kapita. Saut mengatakan volume konsumsi tahun ini diharapkan mencapai 9,6 juta ton atau naik dibandingkan tahun lalu yang mencapai 8,9 juta ton. Kebutuhan ikan untuk bahan baku ekspor mencapai 2,1 juta ton tahun lalu, dan tahun ini diharapkan naik menjadi 3 juta ton.

Negara yang mengancam Indonesia pada sektor perikanan selama AEC 2015 adalah Vietnam dan Thailand. Namun Indonesia masih memiliki peluang karena tren ekspor perikanan yang terus meningkat, diiringi dengan konsumsi dalam negeri yang juga terus meningkat. Selain itu, Thailand tengah dilanda masalah kurangnya tenaga kerja pada sektor pengolahan ikan dan kapal. Kenaikan upah di sana juga menyebabkan biaya produksi naik

No comments:

Post a Comment