Nantinya, kata Dedy, bentuk fisik Koran Surabaya Post akan lebih kecil dengan 24 halaman. "Fisiknya mirip Koran begitu," katanya. Sekitar 70 persen isinya ebih menonjolkan sisi eksekutif muda dan sisanya tetap mempertahankan gaya khas pemberitaan Surabaya Post. Ia memastikan Surabaya Post tetap terbit sore dan membidik segmen pembaca muda. "Setelah pulang kerja, biasanya orang muda butuh bacaan yang fresh dan beda, kami tawarkan ini," ucapnya.
Menurut Dedy, saat ini Surabaya Post berada dalam posisi transisi tanpa pimpinan redaksi definitif. Ia belum bisa memastikan sampai kapan dipilih pimpinan redaksi yang baru. "Istilahnya gotong royong dulu. Sambil jalan, kami segera tetapkan pimpinan redaksi yang baru," ujarnya.
Dedy menjelaskan, Koran Surabaya Post sebenarnya bukan bagian entitas bisnis Grup Bakrie. Hanya saja, sebagian individu yang bekerja di Grup Bakrie, berkeinginan membesarkan Surabaya Post dengan memberikan hutang kepada manajemen Surabaya Post. Lewat PT Media Delta Kahuripan, dana miliaran rupiah disuntikkan pada Surabaya Post sejak 2010.
PT Media Delta Kahuripan menguasai 90 persen saham dan 10 persen sisanya dimiliki pribadi. "Itu sebenarnya bukan subsidi, tapi hutang yang harus dibayar oleh manajemen Surabaya Post," kata Dedy. Koran legendaris harian sore Surabaya Post dikabarkan resmi tutup pada April mendatang. Sumber internal Surabaya Post mengatakan, kondisi keuangan perusahaan saat ini dalam keadaan minus. Akibatnya, para karyawan sejak dua bulan lalu tidak lagi menerima gaji bulanan.
Bahkan sejak dua minggu lalu, harian Surabaya Post tidak terbit lagi. "Sudah dua bulan, saya belum menerima gaji," kata sumber di Surabaya Post, Sabtu 15 Maret 2014. Lewat Bakrie Jatim, Surabaya Post saat ini dibawah kelompok usaha taipan Aburizal Bakrie. Senin pekan depan, kata dia, para karyawan berencana mendatangi kantor perwakilan Bakrie di Perumahanan Kahuripan Nirwana Village di Sidoarjo. Aksi ini menuntut pembayaran hak-hak karyawan yang sempat berhenti. Bakrie Jatim mengakuisisi Surabaya Post pada 2009..
Redaktur Pelaksana Surabaya Post, Agustina Widyawati, berharap Koran Surabaya Post tetap eksis pada April mendatang. Ia mengakui isu soal kemungkinan Harian Surabaya Post akan resmi ditutup pada April 2014. Disinggung ihwal gaji karyawan yang tertunggak sejak dua bulan lalu, dia enggan menjawabnya. "Doakan tidak. Nunggu kepastian Bakrie, kita mau dijadikan apa," ujar Widi, sapaan akrab Agustina Widyawati.
Terbit sejak 1953, Surabaya Post merupakan salah satu harian sore legendaris asal Jawa Timur. Puncak kejayaan Surabaya Post pada era 1980 - 1990-an. Sejak sepeninggal pendirinya, Abdul Aziz, perkembangan bisnis Koran Surabaya Post mengalami pasang surut. Di tengah persaingan bisnis media massa, manajemen tetap mempertahankan Surabaya Post terbit sore sesuai keinginan pendirinya
No comments:
Post a Comment