Sunday, March 23, 2014

Peta Pasar Perhotelan Di Indonesia Dalam Kancah Internasional

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf) Sapta Nirwandar dalam tele-press-conference dari Hotel Intercontinental Berlin, Jerman dalam ajang International Hotel Investment Forum (IHIF) 2014 pada 4 Maret 2014. Ia mengatakan, keikutsertaan Indonesia untuk mempromosikan pariwisata Indonesia dan menarik para investor dunia.

Menurut Sapta, peluang dan potensi pariwisata Indonesia dibahas pada sesi country board room dalam tema Indonesia Invesment Opportunities. Indonesia juga mendapat kesempatan ikut serta dalam IHIF Property Market sebagai side event IHIF 2014, yang tahun ini merupakan tahun ke-2 yang menampilkan berbagai proyek hotel dan pengembangan kawasan pariwisata.

Selain itu para delegasi Indonesia melakukan pertemuan bisnis one-on-one meeting dengan lima CEO perusahaan internasional di bidang hospitality dan perhotelan. Sapta dalam forum IHIF 2014 memaparkan, prospek pariwisata Indonesia 2014 yang cerah, serta berbagai peluang bagi calon investor akan menanamkan modalnya di bidang pariwisata di Indonesia.

“Kinerja pariwisata Indonesia tahun 2013 cukup memuaskan dengan pencapaian kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 8,8 juta atau di atas target 8,6 juta dengan pertumbuhan 9,42% serta perolehan devisa sebesar US$ 10,05 miliar atau tumbuh 10,23%,” kata Sapta.

Sementara itu dari sisi wisatawan nusantara (wisnus) pada 2013 terjadi pergerakan sebanyak 248 juta wisnus dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,1% dari tahun sebelumnya. Sapta menjadi panelis pada General Session Tourism Minister Talk Business, mengangkat tema ‘What They Are Doing to Attract Investment’. Sesi ini merupakan pertama kalinya diadakan selama 17 tahun pelaksanaan IHIF.

Ia mengatakan, Indonesia juga menawarkan peluang bisnis di bidang spa dan kuliner kepada para delegasi di IHIF 2014. “Spa Indonesia dengan 9 tradisi kesehatan yang indah menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Selain konsep Bali yang terkenal, spa Indonesia juga memberikan lebih banyak pengalaman dari berbagai belahan Nusantara,” kata Sapta.

Spa Indonesia selain karena mempunyai nilai historis dan tradisional, eksotis dan konsepnya telah terbukti empiris dan klinis. Untuk beroperasi di luar negeri, tenaga kerja Indonesia yang professional dan bersertifikat telah tersedia dengan biaya yang lebih masuk akal. “Bisnis spa Indonesia jelas memiliki peluang pengembalian laba atas investasi atau return on investment yang cepat,” kata Sapta.

Ia juga memaparkan daya tarik kuliner Indonesia sebagai salah satu sektor ekonomi kreatif yang menjadi fokus pengembangan wisata minat khusus oleh Kemenparekraf. Satu hal membanggakan Indonesia, ketika hasil polling CNN menetapkan 3 dari 50 masakan paling lezat di dunia adalah dari Indonesia yakni rendang, sate, dan nasi goreng.

Delegasi Indonesia selain tampil di IHIF 2014, juga berpartisipasi dalam ITB Berlin yang berlangsung di Messe Berlin. Paviliun Indonesia dalam bursa pariwisata terbesar dunia itu menyelenggarakan lokakarya memasak dan coaching clinic dengan mengundang 20 koki spesialis dalam menyajikan masakan Indonesia.

Penyelenggaraan forum investasi terbesar dunia yang ke-17 kali ini berlangsung 3-5 Maret 2014 dan dihadiri sekitar 1.900 partisipan dari kalangan owner, CEO, top management group hotel yang membahas isu aktual antara lainm tantangan dan peluang investasi pariwisata dalam diskusi panel, pertemuan bisnis, maupun pameran.

No comments:

Post a Comment