"Bawang putih kita memang nggak produksi banyak, Indonesia importir bawang putih terbesar di dunia 400.000-500.000 ton per tahun, 99,9% kebutuhan kita impor," katanya. Ia mengatakan, kini nyaris tak banyak bawang putih yang ditanam oleh petani di Indonesia. Penyebabnya karena produktivitas, daya saing yang rendah dan kondisi iklim yang tak mendukung di Indonesia untuk tanaman bawang putih.
"China produsen bawang putih terbesar di dunia karena sub tropis dan didukung oleh infrastruktur," katanya. Menurutnya harus ada upaya terobosan untuk melakukan pengembangan tanaman pengganti bawang putih. Benny yakin, di Indonesia ada potensi tanaman yang bisa sebagai subtitusi bawang putih.
"Kalau sekarang ini, impor bawang putih itu tak ada pilihan lain. Saya tanya ahli pertanian, bisa nggak kembangkan tanaman yang cita rasanya sama sebagai pengganti bawang putih, itu pekerjaan rumah kita," katanya.Tahun 2013 bawang putih yang diimpor sebesar 440.000 ton, sedangkan sepanjang tahun 2012, Indonesia mengimpor 415.000 ton atau meningkat 6%.
Secara nilai pada tahun 2013 impor bawang putih mencapai US$ 360,8 juta (Rp 3,6 triliun) atau meningkat tajam bila dibandingkan pada 2012 yang nilainya hanya US$ 242,3 juta atau senilai Rp 2,3 triliun. Pada 2013, China memasok 439.656 ton bawang putih atau US$ 360,6 juta, India dengan 198 ton atau US$ 148 ribu dan Vietnam 57,9 ton atau US$ 52,1 juta.
Terjadi peningkatan volume impor bawang putih dari China pada 2013 dibandingkan 2012. Pada tahun 2012 impor bawang putih dari China hanya sebanyak 410.100 ton dengan nilai US$ 239,4 juta atau Rp 2,27 triliun.
Singapura juga menjadi salah satu negara pemasok bawang putih impor ke Indonesia. Namun dipastikan produk bawang putih tersebut bukan diproduksi di Negeri Singa tersebut namun berasal dari negara pemasok seperti China.
Dari laporan bulanan Badan Pusat Statistik (BPS) bawang putih impor asal Singapura mencapai 55,8 ton atau senilai US$ 24 juta. Importir beralasan hal ini terjadi karena mekanisme perdagangan global. "Bisa saja itu terjadi artinya barang itu dari pedagang Singapura tetapi asal barang bukan dari Singapura misalnya dari China atau Australia. Ini menyangkut perdagangan multinasional," ungkap Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia Khafid Sirotuddin, Selasa (4/3/2014).
Ia memastikan bahwa tidak ada tanaman bawang putih di Singapura. Bahkan tidak hanya bawang putih, lahan beras pun tidak dapat ditemukan di Singapura. "Kalau bicara negara asal barang yaitu Singapura di sana nggak ada tanaman. Tanaman di Singapura gedung itu. Tetapi mereka di sana itu kan negara kedua," imbuhnya. Menurutnya tidak ada keuntungan yang didapat importir mengimpor bawang putih dari Singapura. Harga bawang putih dari pedagang di Singapura sama dengan harga bawang putih asal China.
"Harganya sama saja, importir tidak mendapatkan keuntungan yang signifikan," jelasnya. Awal tahun 2014, pasar dalam negeri sudah dibanjiri oleh produk asing atau impor. Sebut saja seperti bawang merah, bawang putih, kemudian berbagai jenis cabai dan kentang.
Dari laporan bulanan Badan Pusat Statistik (BPS), impor bawang merah tercatat total 6.247 ton atau US$ 3,1 juta. Asalnya dari India 2.548 ton atau US$ 1,3 juta, Thailand 2.668 ton atau US$ 1,2 juta dan Vietnam 1.030 ton atau US$ 487 ribu. Bawang putih diimpor sebesar 30.790 ton atau US$ 22,2 juta. Impor dilakukan dari China 30.734 ton atau US$ 22,2 juta dan Singapura 55,8 ton atau US$ 24 ribu. Lucunya negara Singapura menjadi salah satu pengekspor bawang putih.
Padahal jika melihat demografis Indonesia, negara yang luasnya jauh lebih besar ketimbang Singapura seharusnya memiliki lahan yang banyak untuk mengembangkan bawang putih.
Kemudian adalah Cabai (kering-tumbuk) dengan catatan 1.152 ton atau US$ 1,6 juta. Ini didatangkan dari India 891 ton atau US$ 1,1 juta, China 209 ton atau US$ 30 ribu dan Thailand Malawi dan Pakistan serta negara lainnya sekitar 50 ton atau US$ 100 ribu. Cabai jenis kedua adalah awet sementara dengan total impor 563 ton atau US$ 576 ribu. Asalnya adalah dari China 243 ton atau US$ 292 ribu dan Thailand 320 ton atau US$ 284 ribu.
Selanjutnya adalah kentang dengan impor sebanyak 100 ton atau US$ 95 ribu. Asal kentang keseluruhan pada bulan ini adalah dari Inggris.
No comments:
Post a Comment