Wednesday, March 26, 2014

Bunga Melati Langka Dipasaran Karena Hujan Berkepanjangan

Hujan yang masih kerap mengguyur hingga akhir Maret menyebabkan produksi bunga melati di Kabupaten Tegal menurun drastis. "Biasanya dalam sehari bisa panen 300 kilogram melati. Akhir-akhir ini hanya 15 kilogram melati," kata Wiryono, 40 tahun, seorang petani melati di Desa Maribaya, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Rabu, 26 Maret 2014.

Wiryono adalah salah seorang petani melati yang memiliki ribuan pohon di lahan seluas satu hektare. Meski produksinya merosot, harga melati tidak juga terdongkrak. Sebab, fluktuasi harga melati tergantung pada permintaan pasar di luar negeri. "Sekarang harganya Rp 17.000 per kilogram," ujar Wiryono.

Selama tujuh tahun menjadi petani melati, Wiryono pernah mengalami harga tertinggi, yakni Rp 300.000 per kilogram. Sedangkan harga terendah selama ini yakni Rp 6.000 per kilogram. Merosotnya produksi melati di Desa Maribaya juga berimbas pada menurunnya penghasilan para buruh petik. "Sekarang per hari hanya dapat dua ons saja," Sadiyah, 58 tahun.

Sebagai salah satu sentra produksi melati di Jawa Tengah, Kabupaten Tegal, memiliki tiga kecamatan penghasil melati, yaitu Kramat, Suradadi, dan Warureja. Dari tiga kecamatan di wilayah pesisir Pantai Utara itu, total luas lahan melati mencapai 371,3 hektare. Menurut data dari Direktorat Pemasaran Internasional Kementerian Pertanian, produksi melati di Tegal pada 2013 mencapai 9.456 ton.

Bupati Tegal, Enthus Susmono, mengatakan melati dari Tegal diekspor ke Malaysia, Thailand, dan Singapura. "Ekspornya tiga sampai empat ton per hari. Saat hari besar keagamaan bisa mencapai delapan sampai sembilan ton," kata Enthus saat menghadiri peresmian rumah pengepakan (packing house) melati di Desa Maribaya.

Menteri Pertanian Suswono dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko, juga hadir dalam peresmian itu. "Melati dari Tegal bukan hanya untuk industri teh dalam negeri. Tapi juga diekspor," kata Suswono.

Menurut Suswono, petani tidak akan pernah bisa kaya kalau hanya memiliki lahan seluas seperempat bahu (sekitar 1.660 meter persegi). "Mau diolah bagaimanapun juga hasilnya segitu saja terus," ujarnya.

No comments:

Post a Comment