Membaiknya ekonomi Amerika Serikat (AS) saat ini membuat orang-orang kaya Indonesia berburu dolar dan tidak berminat terhadap mata uang negeri sendiri yakni rupiah.
"Likuiditas kita saat ini sangat ketat, karena ekonomi Amerika sedang membaik, setiap bulan ada 200.000 kesempatan kerja baru, hal tersebut memberikan sentimen positf terhadap dolar AS," ujar Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasetiantono di Posko Jokowi-JK, Jalan Cemara, Jakarta, Senin (1/9/2014).
Tony mengatakan, dampaknya orang kaya termasuk orang kaya Indonesia lebih senang menyimpan dolar AS daripada rupiah.
"Orang kaya yang punya dana miliaran mana mau pegang rupiah, mau kalau bank memberikan bunga deposito 11%, padahal BI rate saja 7,5%. Sekarang itu mana ada orang kaya bunga depositonya 7,5%, rugi mereka lebih baik pegang dolar," ucapnya.
Apalagi semakin baiknya ekonomi AS menjadi tekanan pada rupiah, sebagai gambaran 2009 angka kemiskinan di AS mencapai 9%, saat ini hanya 6,9%.
"Kalau orang seperti kita yang tidak punya uang banyak, BI rate 7,5% itu saja sudah syukur, kalau bisa di bawah itu. Jika kita tidak memberikan sentimen positif yang membuat capital in flow masuk banyak, rupiah kita akan semakin tertekan," tutupnya.
No comments:
Post a Comment