Demikian disampaikan Direktur Keuangan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Yuanita Rohali kepada pers. Turut hadir Kepala Hubungan Investor BRMS Herwin W Hidayat dan eksekutif BRMS.
Proyek itu antara lain PT Dairi Prima Mineral di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, yang mendapat izin pinjam pakai kawasan hutan untuk eksplorasi seng dan timah hitam dari Kementerian Kehutanan, Oktober 2010.
Perseroan juga semakin optimistis produksi akan terus meningkat karena Kementerian Kehutanan telah memberikan izin pinjam pakai kawasan hutan eksplorasi tembaga dan emas oleh PT Gorontalo Minerals di Kabupaten Bone Belango, Gorontalo, Desember ini.
”Sebanyak 211 juta dollar AS dipakai untuk proyek Dairi untuk tiga tahun ke depan dengan belanja modal internal sudah 128 juta dollar AS, sisanya didanai pihak ketiga. Untuk (proyek) lain
Gorontalo menjadi aset inti BRMS dengan cadangan tambang 130 juta ton mineral. Izin pinjam pakai dari Menteri Kehutanan akan memungkinkan GM mulai mengeksplorasi emas dan tembaga di lokasi Cabang Kiri dan Sungai Mak, Gorontalo.
Studi kelayakan di Dairi diharapkan bisa selesai dalam 24 bulan dan di Gorontalo dalam 48 bulan. Selanjutnya, perseroan optimistis produksi dapat segera dimulai dan berkontribusi pada pendapatan BRMS.
Selama ini, penerimaan perseroan berasal dari Bumi Japan di Jepang dan saham di Newmont Nusa Tenggara.
Saat perdagangan saham dimulai, harga saham BRMS menyentuh level terendah Rp 750 dan tertinggi Rp 820 per lembar. Saham BRMS naik 19,6 persen dari harga saham perdana Rp 645 per lembar.
Menurut Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Edi Sugito, BRMS menjadi emiten ke-21 BEI tahun 2010, dan masuk saat pasar sedang berkembang positif. BRMS masuk melengkapi tujuh perusahaan kelompok Bakrie yang sudah lebih dulu tercatat di BEI.
BRMS memiliki kapitalisasi pasar Rp 10 triliun dan diharapkan pencatatannya akan meramaikan bursa saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini mencapai 3.769 poin atau naik 48,8 persen
No comments:
Post a Comment