Direktur Eksekutif PT Ciputra Property Tbk (CTRP) Artadinata Djangkar mengemukakan hal itu di Jakarta, Selasa (14/12).
Ia menjelaskan, dengan biaya produksi relatif hampir sama, harga jual properti di Jakarta bisa dua kali lipat dibandingkan di daerah lain.
Harga jual properti di Jakarta mencapai Rp 20 juta per meter persegi, sedangkan di Semarang, misalnya, hanya Rp 10 juta-Rp 12 juta per meter persegi. Oleh karena itu, hal itu mendorong CTRP terus mencari lahan baru di Jakarta, seperti di kawasan TB Simatupang.
CTRP menyiapkan belanja modal Rp 1 triliun untuk menggarap proyek di Jakarta pada tahun 2011. Dana itu, lanjut Artadinata antara lain untuk pembangunan bertahap proyek superblok Ciputra World Jakarta di kawasan seluas 5,5 hektar, selain proyek baru apartemen di lahan seluas 3 hektar di kawasan Mega Kuningan.
Proyek-proyek itu meliputi pusat perbelanjaan, perkantoran, apartemen, dan hotel. Sumber pendanaan internal perusahaan.
”Green property”
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia (REI) Setyo Maharso meminta pengembang mengarahkan proyek properti ramah lingkungan (green property). Untuk itu, REI berencana melakukan sertifikasi green building terhadap proyek-proyek REI.
Upaya sertifikasi dilakukan dengan melibatkan organisasi nirlaba anggota Green Building Council Indonesia.
”Sertifikasi proyek properti ramah lingkungan sudah saatnya dilakukan sebagai wujud kepedulian pengembang terhadap pembangunan berkelanjutan,” ujarnya di sela-sela penganugerahan Green Property Awards terhadap pengembang yang diadakan majalah Housing Estate.
No comments:
Post a Comment