Hal itu disampaikan Ketua Komisi Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung dalam pertemuan dengan Wang Huisheng, Chairman, State Development and Investment Corporation (SDIC), di Beijing China, Selasa (14/12).
Pertemuan tersebut dihadiri Duta Besar RI untuk China Imron Cotan serta tujuh pemimpin unit-unit usaha di lingkungan SDIC.
Suasana pertemuan berlangsung hangat. Pada acara jamuan makan siang pun, Chairul Tanjung dan Wang Huisheng sangat akrab.
Menurut Chairul, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ingin melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan membangun kawasan ekonomi khusus (KEK).
”Saya sudah mendapat petunjuk dari Presiden agar China bisa menjadi mitra utama dan pertama dalam pembangunan di KEK,” ujar Chairul Tanjung.
Dalam kaitan itu, lanjut Chairul, KEN berharap SDIC bisa menjadi pionir dalam pembangunan dan kerja sama dengan Indonesia.
Dengan kerja sama dengan SDIC diharapkan pertumbuhan perekonomian ekonomi Indonesia bisa lebih cepat.
”Diharapkan langkah Indonesia bisa disinergikan dengan SDIC,” tutur Chairul.
Kota internasional
Chairul menegaskan, Indonesia telah dan akan terus mengembangkan KEK di luar Pulau Jawa, termasuk di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Investor yang menanamkan modal di Indonesia, lanjut Chairul, tidak hanya mendapat kemudahan, tetapi juga mendapat insentif pajak. Insentif itu bisa berupa pembebasan bea masuk.
Tidak hanya itu, ujar Chairul, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menghendaki ibu kota Jakarta sebagai kota internasional. ”Sekaligus juga sebagai pusat bisnis,” tuturnya.
Oleh karena itu, ujar Chairul, ke depan sektor usaha tertentu di Jakarta juga akan dikembangkan dengan pemberian beberapa kemudahan dari pemerintah.
Tiga kunci
Terkait dengan transformasi ekonomi tersebut, Chairul Tanjung menanyakan kepada Wang Huisheng apa yang terjadi di China.
Menurut Wang Huisheng, ada tiga kunci keberhasilan pembangunan ekonomi di China. Pertama,
visi dan perencanaan pembangunan jangka panjang yang solid melalui program rencana pembangunan lima tahun yang berkesinambungan.
Kedua, papar Wang Huisheng, menerapkan strategi pengembangan pengetahuan dasar. Ketiga, adanya birokrasi yang kuat dan efektif yang dimotori oleh Partai Komunis China (PKC) sebagai partai yang berkuasa.
Selain itu, menurut Wang Huisheng, pembangunan perekonomian China didukung oleh produktivitas sumber daya manusia yang berakar pada nilai-nilai dasar bangsa China.
Nilai-nilai tersebut antara lain rajin dan tekun, hemat, inovatif, dan disiplin tinggi. Sumbangan peran warga negara asing keturunan China pun tak kalah berartinya.
”Tiga kunci pembangunan tersebut dapat dimiliki dan diterapkan oleh setiap negara tanpa membedakan sistem politik dan pemerintahannya,” ujar Wang Huisheng.
No comments:
Post a Comment