”Untuk periode lima tahun mendatang, pemenang tender harus memelihara dan mengoperasikan tol. Selain itu juga menyediakan kantor, gerbang tol, tempat istirahat, gedung sistem monitoring, dan museum jembatan Tol Suramadu,” kata Kepala BPJT Achmad Gani di Jakarta, Kamis (2/12).
Hingga Desember 2010, PT Jasa Marga Tbk yang mengoperasikan dan memelihara Jembatan Suramadu. Jangka waktu pengusahaan jembatan tersebut selama 18 bulan dengan total biaya Rp 10,89 miliar. Sampai bulan lalu, pendapatan dari Tol Suramadu yang disetorkan kepada negara Rp 216,47 miliar.
Ketika itu, empat peserta tender pengoperasian jembatan itu adalah PT Margabumi Matraraya (investor tol Surabaya-Gresik), Tol Bumi Serpong Damai, PT Citra Marga Surabaya (tol Waru-Sidoarjo), dan Jasa Marga.
Ketika diminta berkisah saat mengelola Jembatan Suramadu, Direktur Operasi Jasa Marga Adityawarman menegaskan, Jasa Marga sebagai operator tidak untung saat mengelola Jembatan Suramadu. Meski demikian, Jasa Marga belajar mengelola jembatan bentang panjang.
”Banyak pekerjaan di luar kontrak yang dilakukan Jasa Marga untuk memberikan pelayanan optimal kepada pengguna tol. Ada penambahan tenaga loket tol. Lantas, karena tak ada kantor, ya kami sewa empat kontainer untuk tempat bekerja dan mengamankan uang tunai hasil pembayaran tol,” ujar Adit.
Ia mengatakan, Jasa Marga juga harus menyewa kapal untuk mengawasi Jembatan Suramadu itu dari perairan Selat Madura.
Hingga saat ini, lampu penerangan di Jembatan Suramadu belum dialiri listrik PLN. Selama ini, listrik disuplai dari genset berkapasitas daya 50 kVA. Sementara untuk bentang tengah jembatan, dialiri listrik oleh generator milik kontraktor China.
Awalnya, ada jaminan pasokan listrik dari PLN. Namun, ternyata PLN harus menarik kabel dari Surabaya dengan biaya Rp 30 miliar-Rp 40 miliar dan itu sangat mahal.
”Jalan tengahnya adalah memberikan kompensasi biaya dengan menggunakan jembatan sebagai jalur kabel ke Madura. Jadi, tahun depan, kami yakin sudah ada suplai listrik dari PLN,” kata Achmad Gani.
Tiap hari jembatan itu dilintasi 42.000-43.000 unit kendaraan per hari, di mana 70 persennya sepeda motor.
Guru Besar Riset Operasi dan Optimasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Daniel Rosyid juga mempertanyakan manfaat jembatan itu.
”Dibandingkan keberadaan feri, apa manfaat jembatan itu? Sebagai proses pembelajaran seharusnya pemerintah mengumumkan kemajuan perekonomian di Madura,” ujar Daniel.
Dari data kendaraan yang melintasi Jembatan Suramadu menunjukkan bahwa sebenarnya mayoritas kendaraan Surabaya- Madura adalah kendaraan pribadi. Tak tercatat lonjakan kendaraan pengangkut barang, yang mengindikasikan adanya aktivitas industri.
No comments:
Post a Comment