”Jika angka itu tercapai, penjualan meningkat 50 persen dibandingkan tahun lalu,” kata penasihat senior Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Freddy A Sutrisno, dalam acara Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia, Rabu (1/12) di Jakarta.
Dibandingkan negara-negara anggota ASEAN, penjualan mobil di Indonesia periode Januari- September 2010 menempati posisi kedua terbesar, yaitu 556.198 unit. Posisi pertama ditempati Thailand dengan angka penjualan 556.349 unit.
Adapun untuk tahun 2011, Gaikindo memproyeksikan angka penjualan mobil mencapai 770.000-800.000 unit.
Freddy menjelaskan, 70 persen penjualan adalah pada mobil dengan harga Rp 100 juta-Rp 200 juta per unit. Sekitar 95 persen mobil yang terjual adalah mobil merek dari Jepang.
Catatan Gaikindo menunjukkan, ekspor mobil dalam bentuk completely built up (CBU) 64.901 unit, sedangkan impor dalam bentuk CBU 65.145 unit. Pada tahun 2009 sebanyak 483.548 unit mobil terjual di Indonesia.
Menanggapi tentang kemacetan di jalan raya, Gaikindo tak mau disalahkan sebagai penyebab kemacetan lalu lintas. Alasannya, kemacetan bukan hanya karena jumlah mobil bertambah, tetapi ada beberapa faktor lain. ”Kalau kemacetan dibebankan kepada industri mobil, tidak fair,” kata Freddy.
Menurut dia, kemacetan di perkotaan terjadi antara lain sebagian jalan diserobot pedagang. ”Jakarta macet karena 30 persen mobil ada di sini dan 80 persen konsentrasi mobil ada di Jawa,” ujarnya.
Adapun di pasar alat berat, menurut Ketua Umum Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia Hendrik K Hadiwinata, pembangunan infrastruktur mendorong pertumbuhan pasar alat berat.
Tahun 2010, pasar alat berat di Indonesia diperkirakan 12.000 unit. Tahun 2011 diproyeksikan menjadi 14.000 unit dengan nilai Rp 35 triliun. ”Kalau pembangunan infrastruktur terjadi, akan digunakan banyak alat berat. Selama ini, 70 persen penggunaan alat berat di sektor konstruksi,” kata Hendrik.
No comments:
Post a Comment