Saturday, December 4, 2010

Industri Tekstil Indonesia Anak Bangkrut Tahun 2011

Industri tekstil, khususnya di Jawa Barat, terancam melakukan pemutusan hubungan kerja besar-besaran memasuki tahun 2011. Hingga kini industri pertekstilan, baik skala besar maupun kecil menengah, belum menemukan jalan keluar menyiasati kelangkaan bahan baku di pasar dunia.

Sekretaris Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jabar Kevin Hartanto, Kamis (2/12) di Bandung, mengatakan, saat ini industri tekstil di Jabar mulai goyah dalam menghadapi kenaikan harga kapas dunia yang tertinggi dalam 150 tahun terakhir.

”Saat krisis, hanya permintaan pembeli luar negeri yang turun. Namun, sekarang cari bahan baku saja sangat susah. Kalau ada pun, dengan harga yang sangat tinggi,” ujarnya.

Jabar saat ini merupakan sentra industri tekstil utama di Indonesia, dengan lebih dari 700 pabrik tekstil dan menyerap sekitar 700.000 tenaga kerja.

Menurut Kevin, saat ini sebagian pengusaha sudah mulai kesulitan menghadapi krisis bahan baku yang terjadi akibat kegagalan panen kapas di sebagian besar negara produsen, seperti China dan Pakistan. Kegagalan panen tersebut disebabkan banjir dan pemanasan global.

Dari data API, harga kapas dunia saat ini mencapai 1,3 dollar AS per kilogram. Harga tersebut naik dua kali lipat dibandingkan dengan harga normal, 0,7-0,8 dollar AS per kg.

Ketua API Ade Sudrajat bahkan mengemukakan, saat ini harga bahan baku alternatif, seperti serat rayon dan poliester, juga telah naik karena lonjakan permintaan industri.

No comments:

Post a Comment