Thursday, December 23, 2010

Inflasi Mengancam Suku Bunga Akan Dinaikan

Tahun 2011, tekanan inflasi diperkirakan akan semakin kuat. Bank Indonesia sebaiknya tidak menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate karena dampaknya akan negatif ke sektor kredit perbankan dan akan berpotensi meningkatkan serbuan arus dana jangka pendek.

”Jangan terlalu mengacu pada teori di mana suku bunga acuan harus selalu di atas laju inflasi. Di Amerika, saat ini suku bunga di bawah angka inflasi,” ujar pengamat pasar uang, Farial Anwar, dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2011 yang diselenggarakan lembaga kajian ekonomi dan keuangan Indef di Jakarta, Kamis (23/12).

Seminar antara lain menampilkan Direktur Ekonomi Riset dan Kebijakan BI Perry Warjiyo serta pengamat ekonomi Aviliani.

Perry Warjiyo memperkirakan, tahun 2011 dan 2012, inflasi inti akan meningkat yang disebabkan menyempitnya kesenjangan output dan kenaikan harga komoditas internasional yang tidak dapat sepenuhnya dikompensasi dengan penguatan nilai tukar rupiah.

Ia menyatakan, kebijakan BI Rate akan diarahkan pada pencapaian sasaran inflasi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sistem keuangan.

Sejumlah risiko dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam perekonomian Indonesia, yang diakibatkan ketidakseimbangan dan ketidakpastian ekonomi global.

Perry menyebutkan, derasnya arus dana jangka pendek, perang mata uang, serta kuatnya permintaan domestik yang menyebabkan tekanan pada inflasi juga bisa mengganggu perekonomian domestik.

Banjir dana jangka pendek

Dalam kaitan itu, ujar Perry, BI akan tetap mengedepankan pengelolaan kebijakan moneter dan perbankan yang pruden, yang dijalankan secara konsisten untuk menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan.

BI memperkirakan ekonomi Indonesia tahun 2011 akan tumbuh lebih tinggi, yaitu 6-6,5 persen. Namun, tekanan inflasi juga akan berlanjut meskipun dalam kisaran 5 plus minus satu persen.

Farial Anwar mengungkapkan, tahun 2010, Indonesia kebanjiran arus dana jangka pendek yang diinvestasikan ke saham, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan obligasi berupa Surat Utang Negara atau korporasi.

Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia melonjak tajam ke level tertinggi 3.786 pada Desember 2010.

Di tempat terpisah, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa mengatakan, salah satu kunci pertumbuhan ekonomi adalah penyerapan anggaran pemerintah secara optimal.

Selain itu, pemerintah juga mesti mengenakan program untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, seperti pelabuhan dan jaringan listrik.

”Sudah lebih dari 10 tahun kita tidak ada pembangunan infrastruktur besar-besaran. Pembatasan BBM subsidi jika dialihkan untuk pembangunan infrastruktur, peluangnya besar,” ujar Erwin Aksa

No comments:

Post a Comment