Data Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) menyebutkan, meski perjanjian kredit usaha rakyat (KUR) sudah menyepakati Rp 1, 703 triliun, tetapi belum semua kredit itu mengucur ke nasabah KUR. Outstanding KUR per 30 November mencapai Rp 1, 573 triliun.
Direktur Utama PT Bank Papua Eddy R Sinulingga menyebutkan, KUR dikucurkan secara bertahap kepada nasabah usaha rakyat. ”Jadi, outstanding kreditnya bertahap akan menyamai jumlah kredit yang sudah ditandatangani perjanjiannya,” katanya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Pemerintah melalui PT Bank Papua akan mengucurkan KUR Rp 35 miliar. Hingga 30 November, PT Bank Papua sudah menyepakati KUR sebesar Rp 31,746 miliar. Sebesar Rp 27, 958 miliar di antaranya sudah dikucurkan kepada 482 debitor. Rata-rata, tiap debitor menerima kredit Rp 65,863 juta.
Sepanjang 11 bulan pada 2010, 13 BPD total telah menyalurkan KUR kepada 20.578 debitor. Kredit yang diterima tiap debitor rata-rata Rp 82,768 juta.
Ketua Umum Asbanda Winny Erwindia menyebutkan, Asbanda berupaya agar jumlah bank pembangunan daerah (BPD) yang dipercaya mengucurkan KUR tahun 2011 bertambah banyak. ”Sekarang 13 dari 26 BPD anggota Asbanda. Tahun depan ditambah setengahnya lagi,” kata Winny.
Winny mengakui, ada BPD yang belum optimal memanfaatkan potensi nasabah KUR di wilayahnya. BPD DKI, misalnya, belum menggarap pedagang di wilayah kerja PD Pasar Jaya.
Saat pemerintah menyepakati pengucuran KUR melalui BPD, kata Winny, telah ditandatangani perjanjian dengan PD Pasar Jaya. ”Tetapi, belum dimanfaatkan maksimal sehingga KUR belum terserap banyak,” kata Winny.
Target KUR untuk Bank DKI Rp 240 miliar. Namun, sampai 30 November 2010, kredit yang disepakati dengan debitor baru Rp 33, 591 miliar, atau 14 persen dari target. Kredit itu disalurkan untuk 360 debitor.
Kredit meningkat
Data Bank Indonesia menyebutkan, menjelang akhir tahun, penyaluran kredit perbankan meningkat. Pekan pertama bulan Desember 2010, kredit naik Rp 14,29 triliun, terdiri dari kredit rupiah sebesar Rp 10,26 triliun dan kredit valuta asing sebesar Rp 4,03 triliun.
Dengan demikian, sejak awal 2010 kredit meningkat Rp 263,67 triliun. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kredit tumbuh Rp 307 triliun.
BI menyebutkan, kenaikan kredit rupiah terjadi pada kelompok bank swasta Rp 8,98 triliun dan persero Rp 2,66 triliun. Untuk kredit valas, kenaikan tertinggi tercatat pada kelompok bank persero, Rp 1,93 triliun.
Kelompok bank swasta merupakan penyalur kredit terbesar dengan pangsa 43,49 persen dari total kredit. Porsi berikutnya oleh kelompok bank persero sekitar 36,02 persen dan bank campuran sekitar 5,42 persen.
No comments:
Post a Comment