Saturday, December 4, 2010

Hama Padi Mulai Menyerang Sawah Di Purwakarta

Hama tikus, keong, penggerek batang, dan penyakit hawar daun mulai menyerang sejumlah sentra padi di wilayah Purwakarta, Jawa Barat, awal musim ini. Petani khawatir kegagalan panen musim lalu berulang dan kembali menjebak mereka pada lingkaran utang.

Di Kabupaten Purwakarta, serangan penyakit hawar daun, hama penggerek batang, dan tungro terlihat di persawahan Desa Warungkadu, Kecamatan Pasawahan, dan Desa Tajursindang, Kecamatan Sukatani.

Di Kabupaten Karawang, petani di Kecamatan Tirtamulya mengeluhkan serangan tikus, sementara petani di Pabuaran, Kabupaten Subang, mengeluhkan maraknya serangan keong.

Usia padi yang diserang hama tersebut umumnya 20-40 hari. Sebagian di antaranya rusak sehingga memaksa petani menambal sulam dengan bibit baru. Para petani menduga, banyaknya genangan air, lembabnya udara, dan gagalnya pengeringan lahan membuat hama dan penyakit kembali menyerang tanaman padi pada musim ini.

Aang (55), petani di Warungkadu, Purwakarta, Jumat (3/12), menyebutkan, selain tikus, persawahan di desanya diserang penyakit hawar daun.

Sebagian batang dan daun mengering dan pertumbuhan padi terhambat. Tinggi tanaman pun tak merata. Ketidakserempakan tanam di satu hamparan memperparah serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Arman (65) dan sejumlah petani di Pabuaran, Subang, mengeluhkan serangan keong. Hujan dan genangan air akibat luapan sungai dan saluran pembuang membuat keong berkembang pesat. ”Panen musim lalu anjlok akibat wereng coklat, sekarang tanaman rusak oleh keong,” kata Arman.

Menurut Sri Jaya Midan, Kepala Seksi Padi Dinas Pertanian Kabupaten Purwakarta, kondisi cuaca turut memicu serangan OPT musim ini.

Dalam dua pekan pertama bulan November 2010, penyakit hawar daun menyerang 219 hektar padi, penggerek batang 64 hektar, tikus 86 hektar, tungro 41 hektar, dan wereng coklat 22,5 hektar.

Menteri Pertanian Suswono, seusai pemberian penghargaan ketahanan pangan yang diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada sejumlah pemda, mengatakan, persoalan ketahanan pangan sangat krusial antara lain karena tren harga pangan dunia akan terus meningkat.

”Gejolak harga dipastikan akan terjadi pada tahun-tahun mendatang. Bahkan, ada yang memperkirakan mungkin sampai delapan tahun ke depan,” ujarnya.

No comments:

Post a Comment