Inflasi umum pada November 2010 sebesar 0,6 persen dan inflasi year on year 6,33 persen (November 2009-November 2010). Sedangkan inflasi inti pada November 2010 adalah 0,3 persen dengan laju inflasi inti tahun kalender (Januari-November) sebesar 3,89 persen.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan di Jakarta, Rabu (1/12), untuk menekan inflasi tahun ini, pemerintah harus bekerja keras menekan harga bahan-bahan kebutuhan pokok, terutama beras.
”Inflasi ini cukup mengkhawatirkan. Apabila masih terjadi inflasi pada Desember, inflasi tahun ini bisa menembus 6 persen,” ujarnya.
Menurut Rusman, diperlukan upaya pemerintah antara lain intervensi mengendalikan harga beras dengan operasi pasar serta menjaga harga gula pasir yang selama November juga naik dua persen.
Rusman mengatakan, menjelang Natal dan Tahun Baru, umumnya terjadi kenaikan permintaan. Sebagai pembanding, inflasi Desember 2009 mencapai 0,33 persen.
Perhitungan inflasi November 2010 dengan indeks harga konsumen dilakukan di 66 kota, yakni 61 kota mengalami inflasi dan 5 kota deflasi.
Tahun 2009, Indonesia mencatat inflasi 2,78 persen atau di bawah ekspektasi pemerintah 4 persen. Hal itu terjadi karena lebih banyak didukung faktor eksternal. Ketika itu masih ada imbas krisis ekonomi global sehingga permintaan berkurang.
Pengamat ekonomi Fadhil Hasan mengemukakan, kenaikan inflasi yang dipicu bahan pangan menunjukkan peliknya persoalan produksi dan distribusi.
Ketidakpastian cuaca, fenomena banjir, dan bencana memicu penurunan produksi. Sementara itu, antisipasi pemerintah minim dalam distribusi dan kelemahan data produksi.
”Pemerintah harus bekerja keras menekan inflasi pada masa mendatang dengan melakukan sejumlah pembenahan,” ujarnya.
Pemerintah perlu melakukan revisi serta membenahi pendataan produksi dan distribusi bahan pokok. Selain itu, fokus pada perbaikan infrastruktur.
No comments:
Post a Comment