”Tahun 2010 banyak reksa dana yang jatuh tempo, terutama terproteksi. Dengan demikian, pertumbuhannya Rp 5 triliun bersih. Sebab, pada akhir 2009, dana kelolaan kami sudah sekitar Rp 14 triliun, sekarang Rp 19 triliun,” ujar Direktur Mandiri Investasi Andreas Muljadi Gunawidjaja di Singapura, Selasa (14/12).
Menurut Andreas, Singapura merupakan negara tujuan sosialisasi pertama di luar negeri karena merupakan tempat berkumpulnya para investor global. Langkah ini diharapkan dapat menarik investasi lebih besar lagi ke perusahaan tersebut.
”Pada tahun 2009 (dana kelolaan) kami tumbuh Rp 7 triliun (dibandingkan tahun 2008). Saat itu, pertumbuhannya tinggi karena jumlah reksa dana yang jatuh tempo tidak sebanyak tahun ini,” ujarnya.
Per Juli 2010, total dana kelolaan Mandiri Investasi masih Rp 16,9 triliun. Sebagian besar merupakan reksa dana terproteksi. Posisi itu membuat Mandiri Investasi sebagai manajemen investasi nomor tiga di Indonesia.
Saat itu manajemen Mandiri Investasi menargetkan total dana kelolaan per akhir tahun 2010 tumbuh 31,45 persen menjadi Rp 18 triliun dibandingkan Rp 13,69 triliun dana kelolaan Desember 2009. Untuk mendorong jumlah dana kelolaan, Mandiri Investasi menerbitkan 16 produk reksa dana pada semester I-2010, dan akan menambah delapan produk lainnya hingga akhir tahun ini.
Mandiri Investasi merupakan anak usaha dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk Desember 2004. Modal awal yang disetor Rp 40 miliar. Dengan aset yang semakin besar, akhir 2004, Mandiri Investasi memisahkan diri dari PT Mandiri Sekuritas dan kemudian menjadi PT Mandiri Manajemen Investasi atau Mandiri Investasi.
No comments:
Post a Comment