Tuesday, April 19, 2011

Asuransi Syariah Makin Diminati Konsumen Indonesia

Asuransi syariah mencatat pertumbuhan yang signifikan. Catatan kinerja PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia menyebutkan, pendapatan premi syariah mencapai Rp 1,3 triliun.

Presiden Direktur Prudential Indonesia William Kuan menyampaikan hal itu dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (19/4).

”Pendapatan premi syariah tumbuh 41,9 persen diban- dingkan tahun 2009,” kata William.

Dibandingkan total pendapatan premi yang naik 38,9 persen menjadi Rp 10,08 triliun, persentase pertumbuhan pendapatan premi syariah lebih tinggi meskipun secara nominal masih lebih kecil.

”Kami akan melanjutkan pertumbuhan asuransi syariah. Nantinya, syariah akan berperan penting di Prudential,” ujar William.

Namun, hasil investasi unit link berbasis syariah belum cukup tinggi. Menurut Manajer investasi Prudential Indonesia Rian Wisnu Murti, investasi syariah equity fund masih terbatas akibat prinsip-prinsip syariah.

”Kami tidak bisa masuk ke sektor-sektor yang dikatakan tidak sesuai syariah, misalnya perbankan. Padahal, sektor perbankan tumbuh cukup tinggi tahun 2010,” kata Rian.

Meskipun cukup signifikan, secara umum pertumbuhan asuransi syariah di Prudential belum cukup tinggi di Indonesia. Dalam jumpa pers Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) beberapa waktu lalu disebutkan, belum semua perusahaan asuransi memiliki produk syariah. Oleh karena itu, besarannya belum signifikan dibandingkan produk konvensional.

Kemarin, William juga menyebutkan, pendapatan premi baru sebesar Rp 5,17 triliun, sekitar 94 persennya dihasilkan oleh produk unit link.

Unit link adalah produk asuransi dan investasi. Dana nasabah tak hanya digunakan untuk membayar proteksi, tetapi juga dikelola perusahaan asuransi sebagai investasi.

Menurut William, unit link tumbuh pesat karena tingginya permintaan masyarakat. Justru, unit link merupakan segmen yang tumbuh paling cepat dalam industri asuransi. ”Kondisi ini mengonfirmasikan bahwa permintaan pasar sangat besar,” ujar William.

Data AAJI per Desember 2010 menunjukkan hal serupa. Dari pendapatan premi total sebesar Rp 75,98 triliun, sekitar Rp 44,73 triliun atau 58,87 persen berasal dari unit link. Adapun premi tradisional sebesar Rp 31,24 triliun atau 41,13 persen.

Direktur Eksekutif AAJI Stephen Juwono dalam paparan AAJI menyampaikan, pada tahun 2009, porsi unit link mencapai 52 persen. Porsi ini diperkirakan akan terus bertambah seiring meningkatnya kondisi perekonomian Indonesia.

Pada tahun 2010, Prudential membukukan dana kelola Rp 23,3 triliun, naik 46,8 persen dibandingkan tahun 2009. Rian menyebutkan, dari sembilan produk investasi yang diterbitkan Prudential, hampir seluruhnya memberikan imbal hasil yang melampaui ilustrasi.

Kondisi ini antara lain ditopang oleh penurunan premi risiko—sebagai dampak meningkatnya status investasi Indonesia—sehingga pasar uang Indonesia menguat. Kondisi sektor perbankan yang sangat baik pada tahun 2010 menimbulkan pengaruh terhadap meningkatnya kredit konsumsi.

Berdasarkan data AAJI, total investasi 44 perusahaan asuransi di Indonesia mencapai Rp 157,34 triliun. Sekitar Rp 123,06 triliun di antaranya ditempatkan pada instrumen saham, obligasi, surat utang negara, dan reksa dana. Adapun sekitar Rp 20,14 triliun ditempatkan sebagai dana pada deposito.

Komposisi investasi ini, Ketua Umum AAJI Evelina F Pietruschka mengatakan, dari tahun ke tahun tidak banyak berubah. Misalnya, investasi pada saham dan obligasi pada tahun 2009 sekitar 42,81 persen dan pada tahun 2010 sekitar 45,96 persen.

No comments:

Post a Comment