Sudirman, seusai peresmian gerai PT Astra International Tbk-Isuzu di Jatiuwung, Tangerang, Banten, akhir pekan lalu, di Jakarta, menuturkan, kondisi pasokan komponen elektronik otomotif itu bisa berdampak pada produksi otomotif nasional dalam satu hingga dua bulan ke depan. Pabrikan tidak bisa bekerja optimal karena kebutuhan komponen elektronik untuk kepentingan kantong udara, indikator penunjuk bensin, dan sebagainya tidak terpenuhi.
Pabrikan komponen yang banyak berada di Kota Sendai tidak bisa beraktivitas, bahkan berhenti berproduksi karena pabrik rusak akibat gempa, kekhawatiran tingginya level radiasi nuklir, atau karena pasokan listrik ke pabrik yang terbatas. Kondisi ini mengakibatkan distribusi komponen elektronik ke semua pabrikan otomotif di dunia, termasuk Indonesia, ikut terganggu.
”Dalam bulan April hingga Mei ke depan ini kemungkinan pabrikan otomotif kita tidak bisa berproduksi maksimal, terutama yang sumber pasokan komponen elektroniknya dari Jepang. Berharap pasokan dari pabrikan di luar Jepang, seperti Thailand atau Indonesia, juga tidak sepenuhnya bisa karena ada bagian komponen yang harus dari Jepang,” kata Sudirman.
Tetap optimistis
Kendati demikian, Sudirman yakin meskipun ada kendala, produksi tidak akan mengganggu target penjualan yang dipatok oleh Gaikindo, yakni 780.000- 830.000 unit. Keyakinan itu muncul karena beberapa pabrik masih bisa berproduksi dua sif, meski tidak ada jam lembur lagi.
Indikasi lain, dalam tiga bulan ini tren penjualan otomotif nasional menggembirakan, yakni rata-rata di atas 70.000-an lebih. Bahkan, di bulan Maret, volume penjualan merupakan yang tertinggi, yakni 82.000 unit lebih.
”Ini volume penjualan bulanan yang tertinggi sepanjang sejarah industri otomotif nasional berdiri. Selain itu, pengalaman selama ini penjualan di bulan April dan Mei bukan masa yang primadona,” kata Sudirman.
Hal lain lagi yang membuat pabrikan optimistis, kecenderungan harga tambang dan komoditas agroindustri tetap bertahan tinggi. Biasanya jika dua komoditas ini tinggi, permintaan pasar otomotif juga tetap tinggi,” katanya.
Oleh sebab itu, kata CEO PT Astra International Tbk-Isuzu Supranoto, Isuzu yang bergerak di kendaraan niaga mencoba memanfaatkan momentum itu. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperluas jaringan dan layanan purnajual, serta meningkatkan kualitas produk dan layanan.
Hal ini merupakan implementasi Isuzu untuk menjadi pemain nomor satu di segmen kendaraan komersial. ”Kami akan terus memperluas jaringan outlet hingga ke wilayah terpencil,” katanya.
Sampai Maret 2011, penjualan Isuzu mencapai 6.660 unit, tumbuh 18 persen dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 5.600 unit. Total penjualan Isuzu pada 2010, kata Chief Operation Officer PT Astra International Tbk-Isuzu Herry Triono, tercatat 24.012 unit naik dari tahun 2009, yang hanya mencapai 15.200 unit. ”Kecenderungan itulah yang meyakinkan kami menargetkan penjualan 2011 sebanyak 30.000 unit,” katanya.
No comments:
Post a Comment