Sunday, April 3, 2011

Indonesia Menjadi Salah Satu Prioritas Setelah Krisis Melanda Timur Tengah

Krisis politik dan keamanan di sejumlah negara Timur Tengah serta bencana gempa dan tsunami yang melanda Jepang membuat calon investor asal Eropa dan Amerika Serikat meninjau ulang rencana investasi. Selaras dengan situasi itu, Indonesia dan India saat ini dinilai sebagai negara yang paling berpotensi untuk dijadikan tempat pengalihan investasi.

Demikian disampaikan Chairman & CEO UBS Asia Pacific Alex Wilmot Sitwell kepada Kompas seusai seminar ”Asia Pacific (APAC) Journalist Forum” di Hongkong, Sabtu (2/4). Seminar ini diikuti puluhan wartawan media cetak, elektronik, dan internet dari kawasan Asia Pasifik. UBS— selaku penyelenggara kegiatan—merupakan lembaga usaha di bidang perbankan, manajemen aset, serta riset moneter dan keuangan.

Menurut Alex, pernyataannya soal potensi India dan Indonesia sebagai tujuan investasi didasarkan pada hasil dialog dengan para calon investor. Selain itu, kesimpulan Alex juga didukung riset UBS tentang keunggulan dan modal dasar yang dimiliki Indonesia dan India, meliputi besarnya populasi penduduk, luasnya kondisi demografis, kestabilan iklim politik-pemerintahan, serta kondisi infrastruktur dasar yang memadai.

”Bagi calon investor, khususnya UBS, kondisi seperti ini sangat menarik dan menantang. Alasannya, ada banyak peluang untuk melangsungkan kegiatan bisnis guna memenuhi asas ekspansi usaha,” katanya.

Perhatian khusus

Duncan Wooldridge, Head of Asian Economics UBS Investment Research, membenarkan pendapat Alex. Hasil riset UBS menunjukkan bahwa para calon investor dari Eropa dan AS tengah membidik Asia Tenggara dan Asia Selatan sebagai tempat yang paling berpotensi untuk pengalihan rencana investasi.

”Pascakrisis keuangan global tahun 1997 dan 2008, kondisi perekonomian di regional Asia tercatat sangat baik. Riset UBS menunjukkan rata-rata pertumbuhan ekonomi Asia dua tahun terakhir mencapai 8 persen atau tergolong baik,” katanya.

No comments:

Post a Comment