Tuesday, April 19, 2011

Pengoperasian Kereta Api Untuk Angkut Air Kemasan Ditunda

Pengoperasian kereta barang untuk pengangkutan air minum kemasan dipastikan ditunda dan baru dijalankan tahun 2012. Hal ini karena belum tuntasnya pembangunan prasarana oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Jalur rel di Bogor-Sukabumi masih berjenis R33 buatan kolonial Hindia Belanda jadi memang harus diganti supaya kuat dilintasi lokomotif. Panjang jalur rel itu 26 kilometer dengan biaya Rp 15 miliar-Rp 20 miliar per kilometer. Artinya, diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 520 miliar.

Kementerian Perhubungan awalnya berharap kereta angkutan air minum kemasan sebagai pionir kereta barang di lintas itu mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2010.

”Anggarannya terbatas, jadi prasarana masih harus dibangun lagi tahun depan menunggu anggaran turun,” kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Selasa (19/4) di Jakarta.

Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan mengatakan, keterlambatan pengoperasian KA air minum kemasan karena tak konsistennya perencanaan PT KAI. ”Awalnya hanya meminta perkuatan jembatan dan rel. Tiba-tiba, meminta sepur tangkap, perbaikan beberapa lengkung, dan sinyal,” ujarnya.

”Kalau uang terbatas, kenapa tak meminjam dari Aqua dari perusahaan multinasional Danone? Kan mereka juga yang nantinya pasti untung,” kata Ketua Forum Masyarakat Perkeretaapian, Masyarakat Transportasi Indonesia, Djoko Setijowarno.

Direktur Komersial PT KAI Sulistyo Wimbo mengaku belum mengetahui penundaan itu.

Saat ini, warga Sukabumi mengeluhkan kemacetan di ruas Ciawi-Sukabumi. Penyebabnya, jalan rusak dan hilir-mudik tronton pengangkut air mineral. Untuk jarak 7 kilometer terkadang harus ditempuh 1-2 jam.

Tahun 2020, diproyeksikan dari Bogor, Depok, dan wilayah selatan Jakarta ada 1,14 juta pergerakan orang per hari. Angka itu jauh lebih besar dari pergerakan dari Bekasi ke Jakarta sehingga dibutuhkan alternatif transportasi kereta barang supaya lalu lintas di jalan tak stagnan.

Setiap hari, pabrik air minum kemasan di Mekarsari, Sukabumi, misalnya, memberangkatkan 400 rit truk. Artinya, tiap empat menit diberangkatkan satu truk sehingga lalu lintas relatif padat.

Kereta barang di lintas itu sebenarnya tak hanya dibutuhkan untuk angkutan air minum kemasan, tetapi juga peti kemas.

PT KAI pun telah menyiapkan tujuh kereta per hari untuk mengangkut air minum kemasan. Setiap rangkaian terdiri 20 gerbong barang.

Untuk mendukung bisnis logistiknya, PT KAI telah menandatangani pinjaman Rp 4,025 triliun dengan BNI dan BRI. Dana itu untuk membeli 144 unit lokomotif baru dan 2.400 unit gerbong pengangkut batu bara dan barang

No comments:

Post a Comment