Friday, April 15, 2011

Jamsostek Akan Tambah Pembiayaan Rumah Susun Untuk Pekerja

Badan usaha milik negara yang mengelola dana sedikitnya Rp 100 triliun, PT Jamsostek, menambah rumah susun sewa murah untuk pekerja. Wali Kota Batam Ahmad Dahlan didampingi Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga dan pemilik kawasan industri Kabil, Kris Wiluan, meletakkan batu pertama pembangunan 14 blok rumah susun sewa di Kabil, Batam, Jumat (15/4).

Rumah susun berkapasitas 5.600 penghuni itu berdampingan dengan enam blok serupa berkapasitas 2.400 orang yang sudah berdiri. Dukungan pemerintah kota yang sigap menerbitkan izin mendirikan bangunan membuat pembangunan bakal selesai September 2011.

Jamsostek juga memiliki dua blok rumah susun sewa di Kelurahan Muka Kuning, Sei Beduk, Batam, dengan 78 kamar berkapasitas 312 penghuni. Rumah-rumah susun sewa baru ini menambah aset Jamsostek di Batam yang telah ada, yakni Rumah Susun Sewa Bumi Lancang Kuning di Batuampar.

Pekerja peserta Jamsostek dapat menyewa kamar berkapasitas empat orang seharga Rp 100.000- Rp 132.500 per orang per bulan. Kamar dilengkapi tempat tidur bertingkat, lemari, kipas angin, dan kamar mandi.

Pembangunan 10 menara kembar rumah susun sewa menelan biaya Rp 116 miliar. Manajemen Jamsostek mengalokasikan Rp 150 miliar dari dana peningkatan kesejahteraan peserta untuk rumah susun sewa pekerja. ”Kompleks rumah susun sewa di Batam ini model paling ideal karena satu paket dengan fasilitas sosial dan umum dengan tarif sewa murah dan di dalam kawasan industri. Jadi, perlu komitmen pemerintah daerah dan pemilik atau pengelola kawasan industri menyediakan lahan,” ujar Hotbonar.

Kawasan industri Kabil memiliki luas 500 hektar dan 10 hektar di antaranya dialokasikan untuk rumah susun sewa Jamsostek.

Menurut Kris Wiluan, rumah susun sewa di kawasan industri dapat menekan biaya hidup pekerja dan menunjang industri-industri raksasa untuk menyediakan hunian layak bagi pekerja mereka. Kawasan industri Kabil memiliki lima dermaga, yang salah satunya dapat melayani kapal berbobot mati 50.000 ton.

Masalah kepenghunian

Program pembangunan rumah susun masih menuai banyak persoalan, khususnya terkait kepenghunian. Masalah yang mencuat saat ini, di antaranya, perhimpunan penghuni rumah susun yang dikuasai pengembang, dengan sejumlah pungutan yang memberatkan penghuni.

Ketua Asosiasi Penghuni Rumah Susun Seluruh Indonesia Ibnu Tadji menilai, maraknya persoalan kepenghunian menunjukkan inkonsistensi pemerintah dalam program rumah susun sederhana

No comments:

Post a Comment