Saturday, January 25, 2014

Aset Perbankan Syariah Di Surakarta Paling Tinggi Di Indonesia

Pertumbuhan perbankan syariah di Surakarta cukup menggembirakan. Indikator pertumbuhan seperti aset, dana pihak ketiga, dan pembiayaan menunjukkan pertumbuhan positif. Ketua Harian Otoritas Jasa Keuangan Surakarta Eko Yulianto mengatakan per November 2013, aset perbankan syariah naik 20,64 persen dari Rp 3,294 triliun pada Desember 2012 menjadi Rp 3,974 pada November 2013.

Kemudian untuk pembiayaan naik 24,6 persen dari Rp 2,788 triliun di Desember 2012 menjadi Rp 3,474 pada November 2013. Penghimpunan dana pihak ketiga juga menunjukkan kinerja positif, naik dari semula Rp 2,225 triliun pada Desember 2012 menjadi Rp 2,404 triliun di November 2013.

Bahkan untuk komposisi aset perbankan syariah di Surakarta jika dibandingkan dengan aset perbankan konvensional, lebih tinggi dari angka nasional. “Share aset perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional di angka 7,33 persen. Ini lebih tinggi dari share secara nasional di angka 5,94 persen,” katanya saat pembukaan Bank Perkreditan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah di Surakarta, Sabtu, 25 Januari 2014.

Dia menilai tumbuhnya perbankan syariah di Surakarta tidak lepas dari naiknya pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga. Ini menandakan masyarakat semakin tertarik pada produk perbankan syariah. “Minat masyarakat makin bertambah,” ucapnya.
Meski mencatat kinerja positif, dia tetap mengingatkan perlunya penguatan sumber daya manusia untuk peningkatan daya saing. Dia berharap perbankan syariah dapat menjadi alternatif kegiatan transaksi perbankan di masyarakat.

Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Surakarta Wisnu Untoro mengatakan di eks-Karesidenan Surakarta baru berdiri 8 BPR Syariah. Dia menilai jumlah BPR Syariah di Surakarta belum ideal untuk melayani nasabah mikro dan kecil. “Di Surakarta ada sekitar 42 ribu usaha mikro kecil dan menengah. Belum di daerah lain,” katanya.

Menurut dia, BPR syariah memposisikan diri sebagai penyedia layanan keuangan bagi pelaku usaha mikro dan kecil. Sehingga jumlahnya harus terus ditambah.

Direktur Utama BPR Syariah Harta Insan Karimah Surakarta Muhammad Wusthon mengaku menyiapkan Rp 6 miliar untuk pembiayaan usaha mikro dan kecil di Surakarta. Secara khusus dia membidik pelaku usaha kuliner. “Solo terkenal dengan kulinernya,” katanya seraya menambahkan sudah ada seorang penjual tahu kupat yang mengajukan pembiayaan.

Selain kuliner, dia akan menyasar pedagang pasar tradisional, pengusaha penggilingan beras, dan pengusaha percetakan. “Untuk awal, kami akan fokus pada pembiayaan daripada penghimpunan dana pihak ketiga,” ucapnya.

No comments:

Post a Comment