Sebagai salah satu industri besar, sektor semen akan terkena dampak cukup besar akibat kenaikan tarif listrik. Analis dari PT Samuel Sekuritas, Adrianus Bias, mengatakan tekanan yang dialami sektor semen setelah depresiasi nilai tukar rupiah akan semakin bertambah dengan kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik bagi pelanggan industri mulai Mei 2014. "Kenaikan TDL akan mencapai 64,7 persen bagi pelanggan industri besar."
Kenaikan TDL akan dilakukan secara bertahap setiap dua bulan sekali mulai Mei 2014. Meski dampak yang dialami berbeda-beda, sektor semen rata-rata diperkirakan akan mengalami penurunan laba kotor (gross margin).
Apalagi hal ini terjadi saat industri semen domestik sedang mengalami kondisi oversupply karena permintaan konstruksi mulai melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya lantaran naiknya suku bunga dan perlambatan ekonomi.
"Kondisi kelebihan stok itu akan meningkatkan kompetisi antarprodusen dan pada akhirnya melemahkan pricing poweruntuk mentransfer beban biaya ke konsumen," ujar Adrianus melalui rilis yang diterima Tempo.
Dari sekian emiten semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, beban listrik Semen Indonesia (SMGR) mencapai 10 persen dari harga pokok penjualan (COGS). Kemudian, Indocement pun 10 persen dari COGS. Adapun beban biaya listrik Holcim Indonesia (SMCB) 11 persen dari COGS.
"Kami mempertahankan rekomendasi netral untuk sektor semen dan menurunkan rekomendasi untuk Semen Indonesia (SMGR) dari beli (buy) menjadi tahan (hold) seiring potensi kenaikan saat ini hanya tinggal 4 persen," kata Adrianus.
No comments:
Post a Comment