Saturday, January 4, 2014

Lokomotif dan Gerbang Kereta Api Asal Amerika dan Jepang Tiba Di Tanjung Priuk

Sebanyak tujuh unit lokomotif pesanan PT Kereta Api dari General Electrics (GE) Amerika Serikat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa malam, 3 Desember 2013. Lokomotif varian CC 206 tersebut merupakan bagian dari 100 unit pesanan PT KA sepanjang 2013.

Menurut Kepala Eksekutif PT Sentra Logistik, Wahyu Jatmiko, lokomotif itu diangkut dengan kapal MV Rickmers Tokyo–Voyage No. 354 dari Pennsylvania, Amerika. Lokomotif itu kemudian dibawa ke Yogyakarta untuk dirakit dengan rangkaian gerbong milik PT KA dan kemudian dioperasikan sebagai angkutan penumpang maupun barang di Jawa.

“Kami berharap lokomotif ini mendukung kemudahan transportasi," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 5 Desember 2013. Sentra Logistik adalah kontraktor yang ditugasi mengangkut lokomotif tersebut dari Pennsylvania hingga Yogyakarta. Wahyu mengatakan, dalam proyek ini pihaknya mengerahkan armada berat dan awak terbaik.

Pengiriman lokomotif melalui jalan raya menjadi tantangan tersendiri lantaran rute Jakarta-Yogyakarta tidak seluruhnya lebar dan mulus. Ada tanjakan dan turunan, sementara barang yang diangkut berbobot 90 ton. Wahyu mengatakan seluruh lokomotif diangkut malam hari lewat jalur utara ke Yogyakarta tanpa masuk jalan tol karena tidak muat di gardu. Proses pengangkutan lokomotif ini membutuhkan waktu lima hari.

Sebanyak 20 unit gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) dari Jepang akan tiba lagi di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu siang, 4 Desember 2013. Sebelumya, sebanyak 30 KRL telah tiba pada 4 November dan 20 KRL pada 16 November 2013.

Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), Eva Chairunisa, mengatakan 20 unit gerbong KRL yang diangkut oleh kapal MV. DA Zhong ini merupakan pengadaan tahap 3 pada program penambahan KRL 2013. "Total penambahannya ada 180 gerbong dan ditargetkan tiba di Jakarta sampai akhir tahun ini," kata Eva kepada Tempo, Rabu, 4 Desember 2013.

Sebanyak 180 unit KRL untuk program pengadaan 2013 dibeli dari operator KRL di Jepang, JR East. KRL seri 205 yang dibeli KAI ini merupakan kereta bekas. “Harganya sekitar Rp 1 miliar untuk satu gerbongnya (unit),” ujarnya.

Untuk itu, puluhan gerbong KRL ini akan dirakit ulang terlebih dahulu di Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan. Nantinya, kata Eva, total gerbong sebanyak 180 unit itu akan digunakan untuk menambah jumlah perjalanan KRL di lintas Jabodetabek. "Tapi menunggu proses sertifikasi dari Kementerian perhubungan," kata Eva.

Sebelumnya, 50 gerbong KRL bekas dari Jepang yang sudah tiba pada November lalu telah dirakit di Balai Yasa dan menjadi lima rangkaian Commuter Line. Uji coba juga telah dilakukan PT KAI di Dipo Depok pada Jumat, 22 November 2013 lalu.

Namun, lima Commuter ini belum menambah jumlah KRL Commuter yang ada. Alasannya, lima commuter ini akan menggantikan lima commuter di jalur Bogor-Jakarta yang butuh perawatan. "Jadi, untuk awal ini belum ada penambahan karena KRL yang baru ini untukreplacement KRL yang butuh perawatan," ujarnya. "Kami mohon maaf karena belum ada penambahan jadwal."

Eva belum bisa memastikan kapan lima rangkaian commuter ini dapat beroperasi karena masih menunggu proses sertifikasi Kementerian Perhubungan selesai. "Kami berharapnya Desember ini sudah bisa beroperasi," kata Eva.

Penerapan e-ticket dan tarif progresif pada awal Juli 2013 membuat jumlah penumpang KRL Commuter se-Jabodetabek naik menjadi 500-600 ribu per hari dari sebelumnya 450 ribu per hari. Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, PT KCJ menambah sebanyak 180 gerbong dan 50 gate pada tahun ini, dari jumlah sebelumnya ada sekitar 650 gerbong KRL Jabodetabek dan 400-an gate.

No comments:

Post a Comment