- Indonesia dinilai sebagai negara yang tidak ramah investasi. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, mengatakan berbagai kebijakan pemerintah terkait kenaikan tarif dan upah membuat perusahaan enggan berekspansi dan berinvestasi di Indonesia.
"Banyak perusahaan yang tidak mau ekspansi lagi, bahkan ada yang mau tutup. Kita butuh pelaku industri hulu tapi kebijakan pemerintah justru mematikan upstream industri. Kalau begini mereka akan memilih jalan pintas yaitu impor saja," kata Sofjan di Kementerian Perindustrian, Jumat, 24 Januari 2014.
Menurut dia, ada perusahaan di sektor petrokimia dan kaca yang hendak menutup usahanya. Selain itu, perusahaan di sektor baja dan semen juga mengeluhkan kebijakan pemerintah khususnya terkait kenaikan tarif dasar listrik. Pelaku industri menilai kenaikan tarif listrik menjadi pelengkap atas berbagai kebijakan pemerintah yang tidak pro pengusaha. "Ibaratnya air sudah penuh diisi sedikit sudah tumpah," katanya.
Apindo menilai kenaikan tarif dasar listrik, kenaikan harga gas, kenaikan upah buruh membuat pengusaha enggan membangun lini produksi. Upaya pemerintah mendorong ekspor dinilai tidak akan terwujud karena pengusaha akan lebih memilih impor yang tidak memikirkan biaya produksi tinggi.
Hambatan yang dihadapi pengusaha ini, kata Sofjan, membuat pertumbuhan industri manufaktur tahun ini hanya mencapai 6 persen. Investasi baru tidak akan tumbuh selama kebijakan pemerintah tidak pro industri.
Selain itu, Apindo juga menyoroti beban pemerintah yang semakin besar dengan beberapa kebjakan yang membuat anggaran semakin berat. Ia mencontohkan legalisasi undang-undang desa membuat pemerintah harus menyediakan subsidi Rp 100 triliun. Pemberian Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), kata dia, juga akan semakin membebankan negara.
No comments:
Post a Comment