Industri manufaktur ban global sangat padat karya, sehingga tenaga kerja merupakan komponen biaya tertinggi. Tetapi berbeda bagi produsen ban yang berbasis di Indonesia, upah di Indonesia relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, memberikan perusahaan dalam negeri mendapatkan keuntungan biaya karena bahan baku yang menjadi komponen tertinggi dibandingkan upah.
Periset Pefindo Hasan Barakwan menuturkan, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) merupakan produsen ban yang berbasis di Indonesia, MASA juga menikmati keuntungan dari penurunan harga bahan baku, seperti karet. "Keuntungan ini bisa membawa marjin stabil ke depan, meskipun penurunan marjin kotor turun sejak 2011 karena kegiatan pemasaran," tutur Hasan.
MASA memiliki teknologi dan pengetahuan dari produsen ban Italia untuk memproduksi produk mereka saat ini. Hingga saat ini, lebih dari 70% produk MASA untuk ekspor ke Amerika, Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Australia.
Operasional yang efisien menjadi suatu kebutuhan yang penting di keadaan ekonomi saat ini, strategi MASA yaitu memegang kendali rantai pasok dengan memperluas bisnis mereka ke perkebunan karet dan pengembangan kawasan industri di sekitar pabrik Perseroan.
"Walaupun tidak ada keuntungan untuk jangka pendek, kami percaya bahwa strategi perseroan dapat memberikan kesinambungan untuk persediaan karet di masa mendatang dan membantu Perseroan supaya menjadi lebih efisien," ungkapnya.
Kinerja ekspor MASA memburuk pada 2012, dengan ekspor turun 6% setelah masa pertumbuhan yang kuat (rata-rata 30% sepanjang 2006-2011). Penurunan terbesar berasal dari Eropa, di mana penjualan turun 59%, menghapus kinerja yang lebih baik dari negara tujuan ekspor lainnya.
"Kami percaya MASA akan menggeser fokusnya dari Eropa ke daerah yang lebih menjanjikan seperti Afrika, Australia dan negara-negara Asia lainnya, dan berusaha untuk memperkuat pasar domestik (seperti yang terjadi pada tahun 2012)," katanya.
Gabungan pasar ban domestik, baik untuk Original Equipment Manufacturer (OEM) dan Replacement Equipment Manufacturer (REM), diperkirakan akan tumbuh sebesar 63% pada tahun 2014 di dukung oleh penjualan mobil baru yang lebih tinggi, namun demikian Pefindo memproyeksikan bahwa pasar ekspor Perseroan turun 1%.
"Kami percaya MASA dapat membukukan pertumbuhan pendapatan 5% pada 2014, mengingat bahwa 70% pendapatan MASA berasal dari ekspor," imbuhnya.
MASA menambah kapasitas produksi baik PCR dan MC pada 2012. Kapasitas PCR meningkat dari 17.500 ban per hari menjadi 28.500 ban per hari, sedangkan kapasitas MC meningkat dua kali lipat menjadi 16.000 ban per hari.
"Hal ini membawa tingkat utilisasi turun ke 60% -70%, dan kami percaya bahwa tingkat utilisasi akan mencapai 70% -80% pada 2013. Dengan demikian, kami yakin Perseroan akan memenuhi permintaan baik ekspor dan domestik sampai setidaknya 2015," terangnya.
Meskipun harga karet turun sebesar lebih dari 20%-30% YoY pada 2012, marjin laba kotor MASA tidak membaik seperti produsen ban lain, marjin turun dari 16,6% di 2011, menjadi 14,9% di 2012. Hal ini karena kebijakan untuk memberikan diskon kepada pelanggan dalam upaya untuk meningkatkan penjualan.
"Ke depan, kami yakin MASA akan terus memberikan diskon untuk mengangkat pertumbuhan penjualan pada tahun 2013, dan kami berharap pendapatan akan tumbuh menjadi USD322 juta pada 2013," tegasnya.
Selain itu, MASA juga membuat strategi promosi dan periklanan yang agresif, terutama di pasar domestik. Perseroan membuka toko baru, mensponsori event Formula Drift internasional, dan bermitra dengan salah satu klub sepakbola terbesar di dunia, Manchester United.
Akibatnya, Perseroan membukukan marjin operasi yang jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sebesar 1,4% untuk 2012 dari 5,3% pada tahun 2011.
"Kami percaya MASA memiliki keunggulan kompetitif biaya terhadap pesaing global karena menikmati manfaat dari biaya tenaga kerja yang relatif rendah, dan keadaan yang dekat dengan produsen karet karena berbasis di Indonesia," prediksinya.
Selain itu, ada alasan yang kuat bagi perusahaan otomotif global untuk mendirikan basis manufaktur di Indonesia, lingkungan bisnis yang relatif stabil telah menyebabkan perusahaan-perusahaan global untuk memperluas atau membangun kapasitas produksi di sini.
Ini berarti produsen ban yang berbasis di Indonesia seperti MASA akan mendapatkan keuntungan dari masuknya investasi ke produksi mobil. Tahun ini, Pefindo memperkirakan pendapatan MASA tumbuh sebesar 5% pada tahun 2014 atau US$338 juta atau CAGR 5% selama 2012-2015
"Target harga saham untuk 12 bulan adalah Rp345 – Rp530 per lembar saham," imbuhnya.
No comments:
Post a Comment