Pemerintah kembali mewacanakankebijakan subsidi tetap bahan bakar minyak untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi dan kenaikan harga minyak dunia. Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri mengatakan kebijakan tersebut kemungkinan bisa dilakukan sebagai skenario fluktuasi harga minyak dunia.
“Nanti pemerintah tetap akan pikirkan dan melihat mengenai kemungkinan subsidi tetap,” kata Chatib di kantor Kementerian Keuangan, Jumat, 3 Januari 2014. Namun, Chatib tak menjawab saat ditanya apakah kebijakan subsidi tetap itu akan diterapkan tahun ini. “Saya tidak mau comment dulu.”
Sebelumnya, Wakil Presiden Boediono mengatakan ekonomi Indonesia menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah harga minyak yang mempengaruhi defisit neraca transaksi berjalan. Dia menilai posisi harga minyak saat ini hampir mendekati keseimbangan jangka panjang.
Namun, keseimbangan harga bergantung pada situasi geopolitik di negara-negara penghasil minyak. Adapun di dalam negeri, menurut Boediono, faktor yang harus dicermati adalah produksi dan konsumsi bahan bakar minyak.
Selain wacana subsidi tetap, Chatib mengatakan agar program konversi BBM ke gas agar bisa segera dilaksanakan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral. “Pembatasan juga dijalankan. Sekarang volume sudah bisa dijaga 48 juta kiloliter. Bahkan, realisasi subsidi pada 2013 bisa dijaga di bawah 48 juta kiloliter, hanya hampir mendekati 47 juta kiloliter,” katanya.
Chatib melihat tren harga minyak dunia pada 2014 akan relatif stabil, bahkan menurun. Menurut dia, konflik yang terjadi di Timur Tengah tidak akan terlalu berpengaruh karena sudah produksinya Shell, gas Amerika. Namun menurut dia, persoalan di Indonesia bukan hanya harga, tapi juga tergantung lifting dari SKK Migas. “Jika lifting rendah, tentu beban subsidinya naik.”
No comments:
Post a Comment