Tarif sewa perkantoran di Jakarta turun akibat melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Director Office Services Colliers Bagus Adikusumo menyatakan bahwa saat ini sudah ada beberapa perkantoran elite di Jakarta yang menurunkan tarif sewanya yang dipatok dalam dolar AS. Di antaranya, Kota Kasablanka, Mid Plaza, dan Plaza BNI. "Penurunannya sekitar 10-15 persen," ujarnya.
Menurut Bagus, selain sebagai bentuk penyesuaian kurs, penurunan tarif sewa juga dilakukan untuk mengantisipasi permintaan yang menurun. "Ke depan, bila kondisi tak juga membaik, tak menutup kemungkinan ini akan diikuti oleh perkantoran lain juga," katanya.
Ia menyebutkan, sekitar 30 persen gedung perkantoran di Jakarta menetapkan tarif sewanya dalam dolar AS. Sebab, perkantoran kelas atas ini memang lebih banyak memiliki klien perusahaan internasional yang biasa bertransaksi dalam dolar AS. Namun Bagus mengatakan harga sewa perkantoran di Jakarta masih naik. Tetapi, kenaikannya memang tak setinggi tahun-tahun sebelumnya.
Tarif sewa perkantoran di Jakarta pada akhir 2013 rata-rata sebesar US$ 35 per meter persegi per bulan atau hanya naik 10,1 persen sepanjang tahun. Jumlah itu sangat kecil dibanding kenaikan yang tercatat sepanjang 2012 yang sebesar 47,6 persen dan pada 2011 yang sebesar 26,30 persen.
Sementara itu, harga sewa perkantoran kelas menengah yang tarif sewanya dihitung dengan rupiah masih tercatat naik cukup tinggi. Di pengujung 2013, harga sewa perkantoran tercatat Rp 230 ribu per meter persegi per bulan, atau naik sekitar 34,2 persen dibanding harga sewa pada awal tahun. Tingkat kenaikan tersebut bahkan lebih tinggi dibanding tahun 2012 yang sebesar 33,2 persen dan 2011 yang sebesar 24,19 persen.
Colliers juga mencatat bahwa kenaikan harga cukup tinggi terjadi pula pada harga apartemen strata title yang berlokasi di kawasan pusat bisnis. Pada akhir 2013, harganya naik menjadi Rp 36.174.642 per meter persegi atau naik 21 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara di kawasan nonpremium, harganya menjadi Rp 18.298.766 atau naik 17 persen dibanding tahun 2012.
Hasil riset lembaga konsultan properti komersial Cushman & Wakefield menempatkan Jakarta sebagai kota dengan pertumbuhan harga sewa kantor tertinggi di dunia. Menurut Managing Director Research Cushman & Wakefield Asia Pasifik, Sigrid Zialcita, pada 2013 pertumbuhan harga sewa kantor di Jakarta mencapai 30 persen.
"Tertinggi di seluruh dunia selama dua tahun berturut-turut dengan harga yang mencapai lebih dari dua kali lipat dibandingkan 2011," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 1 Desember 2013.
Naiknya harga sewa dan permintaan ruang kantor di Jakarta jauh lebih tinggi ketimbang kota-kota lain di Asia, yang rata-rata hanya tumbuh satu digit. Pertumbuhan harga di Jakarta bisa disejajarkan dengan London, Stockholm, dan Frankfurt yang juga tumbuh dua digit. Konstruksi-konstruksi baru dan perbaikan pasar properti memacu pertumbuhan harga sewa.
Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo, mengatakan pertumbuhan harga sewa perkantoran di Jakarta didorong permintaan yang tinggi dan pasokan yang rendah. Arief memperkirakan ruang untuk kantor di Jakarta masih akan naik sekitar 25 persen tahun 2014. Namun, pertumbuhan harga sewa baru melambat menjadi 20-25 persen pada 2015 karena banyak pasokan baru.
Berikut 10 kota dengan pertumbuhan harga sewa kantor tertinggi di dunia
1. Jakarta (25 persen)
2. Dublin (13 persen)
3. Boston (11 persen)
4. San Fransisco (8 persen)
5. London (7,5 persen)
6. Singapura (7 persen)
7. Tokyo (6,5 persen)
8. Seattle (6 persen)
9. Manila (5,5 persen)
10. New York (5 persen)
No comments:
Post a Comment