Dipertahankannya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi sentimen positif bagi indeks. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hingga penutupan sesi pertama perdagangan hari ini menguat 28,6 poin (0,68 persen) ke level 4.229,81.
Analis dari KDB Daewoo Securities, Betrand Raynaldi, mengatakan dipertahankannya BI Rate menjadi pendorong aksi beli pada saham perbankan. "Investor asing mencetak net buy, khususnya pada saham Bank BRI sebanyak Rp 182,1 miliar dan Bank Mandiri Rp 77,2 miliar."
Selain itu, asing juga masih melanjutkan aksi beli pada saham Adaro Indonesia sebesar Rp 45 miliar. Saham Perusahaan Gas Negara turut masuk dalam deretan top gainers dengan menguat 3 persen ke Rp 4.410 per lembar.
Siang ini, rupiah masih ditransaksikan pada kisaran 12.200 per dolar Amerika. "Volume perdagangan cukup tinggi sebanyak 19,4 juta lot atau setara Rp 2 triliun," kata Betrand. Bursa regional bervariasi hingga pukul 12.40 WIB. Hang Seng menguat 0,39 persen ke 22,875,43, Nikkei 225 naik 0,02 persen ke 15.884,13, bursa Shanghai melemah 0,45 persen ke 2.018,43, dan bursa Singapura menguat 0,04 persen ke 3.146,85.
Bursa saham dalam negeri bergerak berlawanan arah dengan laju sebagian bursa saham global yang mengalami koreksi. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada sesi pertama perdagangan ditutup menguat 12,78 poin (0,3 persen) ke level 4.213,37. Ekspektasi pelaku pasar atas dipertahankannya tingkat suku bunga acuan (BI Rate) menjadi katalis positif yang mendorong laju indeks.
Analis dari PT Sinarmas Sekuritas, Christandhi Reza Mihardja, mengatakan dengan laju inflasi yang mulai terkendali, selayaknya BI Rate memang tidak perlu dinaikkan. "Laju inflasi pada bulan lalu yang hanya 0,55 persen menjadi sinyal bahwa perekonomian dalam negeri mulai mengalami perbaikan."
Saham perbankan menjadi penggerak indeks siang ini didorong ekspektasi dipertahankannya suku bunga. Saham BRI menguat 2,4 persen ke Rp 7.350 per lembar saham, Bank Mandiri menguat 0,3 persen ke Rp 7.850 per lembar, dan BNI naik 2 persen ke Rp 3.800.
Saham yang sudah berpindah tangan sebanyak 1,6 miliar lembar saham senilai Rp 1,9 triliun dengan frekuensi 95 ribu kali transaksi. Dari bursa regional, indeks Nikkei dan Hang Seng bergerak melemah masing-masing sebesar 1,64 persen dan 0,21 persen.
Minimnya sentimen positif di bursa regional membuat pergerakan indeks cenderung datar. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia ditutup datar 0,62 poin (0,01 persen) ke level 4.201,21. Analis dari PT Samuel Sekuritas, Benedictus Agung, mengatakan fluktuasi pasar disebabkan investor mengantisipasi rilis suku bunga acuan yang akhirnya diumumkan setelah penutupan perdagangan. "Suku bunga sendiri diumumkan tetap di level 7,5 persen."
Saham-saham penggerak indeks di antaranya BRI, BCA, dan BNI. Sementara lagging mover indeks dipimpin saham United Tractor, Telkom, dan Indofood Sukses Makmur. Nilai transaksi hari ini mencapai Rp 3,6 triliun, naik dari hari-hari sebelumnya, mengindikasikan bahwa pasar mulai terbiasa dengan fraksi harga dan ukuran lot baru. Asing membukukannet buy Rp 131 miliar.
Mayoritas bursa Asia ditutup melemah, terutama akibat sentimen negatif dari rilis data producer price index Cina pada Desember yang turun 1,4 persen. "Ini mengindikasikan adanya potensi penurunan pertumbuhan ekonomi," ujar Benedictus. Sementara itu, bursa Eropa dibuka bervariasi, menunggu pengumuman suku bunga acuan bank sentral Eropa. Komoditas bergerak datar dengan minyak kini menguat 0,37 persen dan CPO melemah 0,51 persen.
No comments:
Post a Comment