Menteri Pertanian Suswono mengklaim berhasil melakukan pembangunan pertanian sepanjang 2013, meskipun tahun lalu cukup berat karena muncul berbagai masalah seperti lingkungan, konversi lahan, keterbatasan lahan, hingga infrastruktur.
Kendati demikian, Suswono juga mengaku ada beberapa target yang masih belum dapat tercapai "Di tengah-tengah berbagai tantangan dan pengaruh tekanan global, pembangunan pertanian Indonesia tahun 2013 masih memperlihatkan berbagai catatan peningkatan keberhasilan, di samping tentu saja juga ada beberapa komoditas yang pencapaiannya masih belum sesuai harapan," kata Suswono, Selasa (7/1/2014).
Dia menjelaskan, berdasarkan kinerja indikator makro, pertumbuhan PDB pertanian hingga kuartal III 2013 mencapai 3,27 persen, lebih rendah dari target 3,90 persen. Adapun indeks Nilai Tukar Petani (NTP) hingga November 2013 lalu mencapai 105,15, sesuai target indeks NTP 2013 yaitu antara 105-110.
Surplus terjadi pada neraca ekspor-impor pertanian, yang pada September 2013 sebesar 13,02 miliar dollar AS atau 123,31 persen dari nilai surplus sama tahun 2012.
Surplus neraca perdagangan pertanianan masih didominasi kinerja sub sektor perkebunan dengan surplus 19,44 miliar dollar AS. Adapun neraca perdagangan sub sektor pertanian lainnya seperti pangan, hortikultura, dan peternakan masih defisit.
Komoditas penyumbang surplus terbesar antara lain minyak sawit, karet, kopi, kakao, kelapa, dan nanas. "Investasi PMA dan PMDN sampai triwulan III relatif lebih rendah dibandingkan realisasi PMA dan PMDN pada periode yang sama tahun 2012. Sedangkan penyerapan tenaga kerja pertanian hingga Agustus 2013 masih cukup besar, yaitu mencapai 38,07 juta orang," ujar Suswono.
No comments:
Post a Comment