Akibat banjir yang melanda sentra produksi padi di Pulau Jawa, 40.000 hektar sawah mengalami puso alias gagal panen. Namun pemerintah yakin kondisi ini tak mengganggu produksi dan stok beras di 2014.
"Dari 400.000 hektar lahan padi (terendam), yang puso hanya 40.000 hektar itu karena ada yang banjir dan tanaman rusak," ungkap Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian Lapangan Banteng Jakarta, Kamis (6/02/2014).
Untuk mempercepat proses rehabilitasi lahan padi yang rusak, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menyiapkan dana Rp 200 miliar. Petani yang merasa lahan sawahnya rusak atau mengalami puso hingga 75% berhak mendapatkan uang pergantian hingga Rp 2 juta/hektar.
"Sawah terendam 40.000 hektar puso. Sudah ada tanaman padi itu. Nah penggantinya kerusakan sampai 75%. Dia (petani) ada penggantian per hektar antara Rp 1,7-2 juta supaya petani dapat fresh money untuk membeli pupuk dan bibit dan segala macam. Pupuknya pun bersubsidi agar lebih murah supaya petani bisa bekerja," imbuhnya.
Hal yang dikhawatirkan Rusman adalah masalah distribusi, banyaknya jalan yang rusak dan masih terputusnya beberapa jalan provinsi akibat banjir akan menjadi penyebab kenaikan harga beras dan terganggunya pasokan terutama di kota besar seperti di Jakarta.
"Tetapi yang kita perhitungkan adalah kelancaran distribusinya. Bayangkan ya, di sentra produksi masih ada produk-produk pertanian yang tidak bisa dijual cuma karena tidak bisa diangkut. Di sana harganya jatuh karena tidak bisa diangkut kemudian di pasar-pasar perkotaan harganya mahal karena suplainya sedikit. Itu kan sesuatu yang sangat tidak mengenakan buat kedua pihak, baik konsumen maupun produsen juga," jelasnya.
No comments:
Post a Comment