PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (GIAA) bisa meraup dana sekitar Rp 1 triliun melalui penerbitan saham baru alias rights issue. Maskapai pelat merah itu akan menerbitkan saham baru sekitar 10% dari total model disetor. "Setidaknya kalau rights issue mulus, ada dana triliunan rupiah karena saham yang dilepas sekitar 10%," kata Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar seperti dikutip, Selasa (11/2/2014).
Saat ini total saham Garuda sekitar 22.640.996.000 lembar, itu berarti 10%-nya setara 2.264.099.600 lembar. Jika memakai acuan harga pada penutupan perdagangan kemarin, yaitu sebesar Rp 483 per lembar, maka kira-kira Garuda bisa meraup dana sebanyak Rp 1,09 triliun.
Prediksi itu masih bisa berubah karena Garuda belum menetapkan harga saham barunya itu karena masih harus melihat histori sahamnya terlebih dahulu. Namun biasanya harga saham baru lebih rendah dari harga pasar, kecuali penjualan dilakukan melalui private placement atas persetujuan tertentu.
Saat ini, total saham Garuda yang beredar di masyarakat sekitar 4,5 miliar lembar yang dilepas saat penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) pada 11 Februari 2011. Saat IPO maskapai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menetapkan harga Rp 750 per lembar. Sejak IPO saham Garuda belum bisa balik ke titik awal.
Dalam satu tahun terakhir ini imbal hasil saham Garuda masih -3,6% masih di bawah kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 3,31%. Emirsyah menambahkan, dana hasil penerbitan saham baru ini akan digunakan untuk memperkuat belanja modal tahun ini yang diperkirakan sebesar US$ 150-200 juta (Rp 1,5-2 triliun).
"Rights issue sudah ditunjuk underwriter-nya adalah Mandiri Sekuritas sebagai lead joint underwriter. Dua sekuritas lagi Bahana dan Danareksa," ujarnya. Aksi korporasi ini diharapkan terlaksana April tahun ini. Bulan ini ditetapkan atas rekomendasi para penjamin emisi alias underwriter.
No comments:
Post a Comment