Direktur Utama PT Visi Media Asia Tbk (Viva), Erick Thohir, mengatakan perusahaannya akan melepas 15 persen saham ANTV ke publik melalui PT Inter Media Capital. ANTV merupakan stasiun televisi yang dikelola PT Cakrawala Andalas Televisi dan merupakan anak usaha Intermedia Capital. Adapun Intermedia Capital merupakan anak usaha Viva Group yang juga merupakan anak usaha Bakrie Group.
Menurut Erick, IPO ditargetkan akan dilaksanakan pada Maret mendatang. Dia enggan menjelaskan detail rencana IPO tersebut. “Kami di sini hanya konsultasi, kan kami mesti laporan juga bagaimana penggunaan utang Viva sebesar US$ 230 juta," kata Erick saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Rabu, 8 Januari 2014.
Menurut Erick, kalaupun jadi go public, masih membutuhkan proses panjang. Dia mengaku tak khawatir dengan kondisi perekonomian saat ini yang diperkirakan banyak pihak akan mengalami perlambatan. Selain itu, menjelang pelaksanaan pemilihan umum, investor di pasar modal diperkirakan akan lebih memilih untuk wait and see.
Meski begitu, kata Erick, perseroan akan terus melanjutkan rencana untuk melantai di bursa karena dia menilai perekonomian Indonesia cenderung tumbuh stabil. Adanya momen pemilu, kata dia, juga tak akan berdampak negatif bagi perekonomian. “Antara bisnis dan politik di Indonesia bisa berjalan sendiri-sendiri," ujarnya.
Menurut dia, stasiun televisi yang dimiliki Viva Group, yakni TvOne dan ANTV, mayoritas kontennya merupakan konten lokal sehingga adanya depresiasi rupiah tak terlalu berpengaruh terhadap biaya operasional. Mengenai target dana IPO, kata Erick, hasilnya akan digunakan untuk pengembangan ANTV. "Setengah kontribusinya untuk Viva,” ujarnya.
Menurut Erick, dalam IPO ini, perseroan telah menunjuk PT Ciptadana Securities dan PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi.
Rencana induk usaha ANTV melantai di bursa menyusul setelah induk usahanya, Visi Media, batal menjual Cakrawala Andalas kepada mitra strategis. Sebelumnya, PT Media Nusantara Citra Tbk dikabarkan tertarik untuk mengakuisisi ANTV. Pada awal September 2013, CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan pembatalan rencana akuisisi itu karena kedua belah pihak memiliki pendapat yang berbeda mengenai valuasi.
Rumor soal rencana MNC Group mengakuisisi ANTV sudah mengemuka sejak pertengahan 2013. Saat itu MNC Group dikabarkan sudah sepakat membayar US$ 500 juta untuk bisa menguasai 90 persen saham ANTV. Sebelum rumor penjualan ANTVberedar, awalnya Grup Bakrie menginginkan menjual saham Viva Group, namun batal karena tidak tercapai kesepakatan nilai valuasi saham. Hingga September 2013, ANTVyang didirikan sejak 1995 itu memiliki aset senilai Rp 1 triliun.
No comments:
Post a Comment