Wednesday, February 19, 2014

Facebook Akuisisi WhatsApp Senilai 221,9 Triliun Rupiah

Facebook telah membeli layanan mobile messaging, WhatsApp seharga US$19 Miliar (Rp 221,9 triliun). Sejauh ini, akuisisi dua perusahaan yang bergerak di bidang jejaring sosial merupakan yang terbesar.  Sejumlah analis menilai kesepakatan ini tepat bagi Facebook karena WhatsApp sangat bernilai. "Untuk sejumlah alasan tak hanya karena iklan saja, melainkan juga karena pengguna WhatsApp adalah anak-anak muda," kata analis senior eMarketer, Cathy Boyle seperti dilansir dari BBC News, Kamis, 20 Februari 2014.

Kelebihan lainnya, kata Boyle, adalah kepopuleran WhatsApp yang melampaui wilayah-wilayah lain di luar negeri. "WhatsApp memiliki kemampuan penetrasi yang hebat di banyak pasar internasional dibandingkan Facebook," ujarnya. CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengaku percaya bahwa kesepakatan ini akan membuahkan sesuatu yang luar biasa. Sebab, WhatsApp sudah di jalurnya untuk mendapatkan miliaran pengguna.

Tapi Ia tak juga bermaksud menjadikan WhatsApp sebagai ladang untuk menjual iklan bagi Facebook. "Saya tidak berpikir menaruh iklan pada WhatsApp, karena menurut saya cara terbaik untuk membuat uang dari sistem perpesanan bukan seperti itu," kata Zuckerberg.  Facebook telah membeli layanan mobile messaging, WhatsApp seharga US$19 Miliar (Rp 221,9 triliun). Pembelian Whatsapp merupakan memecahkan rekor baru dalam sejarah akuisisi perusahaan teknologi informasi.

Perusahaan jejaring sosial terbesar ini membayar akusisi dengan rincian US$12 miliar saham Facebook dan US$4 miliar dalam bentuk tunai. "Ini menjadi kesepakatan terbesar, dibandingkan yang pernah dibuat Google dengan Motorola Mobility dan Microsoft dengan Skype, bahkan Apple," kata analis eMarketer Debra Aho Williamson seperti dilansir dari ABC News, Kamis, 20 Februari 2014.

Selama ini, akuisisi terbesar yang pernah dibuat oleh Google yakni dengan Motorola Mobility sebesar US$ 12,5 miliar. Sementara itu, akuisisi terbesar Microsoft adalah dengan Skype senilai US$8,5 miliar. "Sedangkan Apple, tidak pernah membuat kesepakatan di atas US$ 1 miliar."

Williamson menilai, akuisisi ini masuk akal dengan usia Facebook yang telah memasuki 10 tahun yang terus menambah jumlah penggunanya hingga miliaran. "Sambil terus menjaga 1,23 miliar anggotanya, di mana sebagian besar adalah remaja, Facebook membuat semacam pengakuan bahwa orang menggunakan beragam aplikasi untuk berkomunikasi," ujarnya.

CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengatakan akan tetap membuat kedua platform ini memiliki layanan yang terpisah. Sama seperti yang terjadi dengan Instagram yang dibeli dua tahun lalu seharga US$715,3 juta.

Zuckerberg menyebut kerjasama ini sebagai pencapaian yang sangat berharga. Sebab, WhatsApp memiliki lebih dari 450 juta pengguna aktif setiap bulannya. Sementara Twitter memiliki anggota hingga 241 juta pada akhir 2013. "Pelayanan tersebut merupakan tonggak yang sangat berharga," kata Zuckerberg.

Seperti dilansir BBC News, CEO WhatsApp, Jan Koum mengaku senang dengan kerjasama ini. Menurut dia, kesepakatan ini membuka pasar untuk produknya. "Kami sangat gembira dan merasa terhormat bermitra dengan Mark dan Facebook karena terus membawa produk kami ke lebih banyak orang di seluruh dunia," ujarnya.

Facebook dikabarkan telah setuju untuk membeli WhatsApp senilai US$ 19 miliar. Menurut jaringan sosial media terbesar ini, Rabu 19 Februari 2014, mereka akan membelinya dengan cara tunai dan dalam bentuk saham. Nantinya pemilik WhatsApp akan mendapatkan US$ 4 miliar dalam bentuk tunai dan US$12 miliar dalam bentuk saham di Facebook. Sebagai tambahan, saham senilai US$ 3 miliar akan diberikan kepada pemilik dan karyawan peluncur WhatsApp. Unit saham ini akan diberikan setelah 4 tahun kontrak disetujui.

Dalam pernyataanya, Facebook menyebutkan kombinasi ini akan membantu mengakselerasi pertumbuhan dan pengguna kedua media ini. "WhatsApp telah menghubungkan 1 miliar orang. Layanan yang sudah mencapai sebanyak itu memiliki nilai besar. Aku sudah mengenal Jan sejak lama dan aku senang berpasangan dengannya dan timnya untuk membuat dunia lebih terbuka dan terhubung," ujar Mark Zuckerberg, penemu Facebook, dalam pernyataannya.

Dalam pernyataan itu juga disebutkan Jan Koum, penemu dan pemilik WhatsApp akan bergabung dalam jajaran direksi Facebook. Nantinya produk pengiriman pesan WhatsApp dan Facebook akan beroperasi sebagi aplikasi terpisah.  WhatsApp adalah salah satu layanan instant messaging yang mampu meraih kesuksesan besar seiring dengan meningkatnya popularitas smartphone. Layanan ini mampu melesat dengan cepat di antara aplikasi sejenis.

Bila dibandingkan dengan Yahoo Messenger atau bahkan BlackBerry Messenger, nama WhatsApp terhitung baru di kancah layanan bertukar pesan. Namun layanan ini dalam waktu singkat menjadi favorit karena mendukung banyak platform, termasuk Android, iOS, maupun BlackBerry.

WhatsApp juga ‘lahir’ dari orang-orang penting yang punya filosofi tinggi dan rendah hati. Berikut kisah perjalanan WhatsApp, seperti yang dikutip dari berbagai sumber, Kamis  Perusahaan WhatsApp Inc didirikan pada tahun 2009 oleh dua orang pria bernama Brian Acton dan Jan Koum. Keduanya adalah mantan pekerja senior di raksasa online Yahoo. Keduanya sudah bekerja di Yahoo dalam waktu sekitar 20 tahun. Jan Koum yang awalnya punya ide menciptakan sebuah aplikasi yang bisa mem-broadcaststatus ketika seseorang tidak dapat dihubungi karena alasan tertentu.

Koum pun mengajak Acton untuk bekerja sama dengannya. Jadilah kemudian mereka menciptakan perusahaan start up teknologi bernama WhatsApp Inc yang berlokasi di Santa Clara, California. Namun aplikasi broadcast status tersebut hanya menarik perhatian sedikit orang. Barulah ketika mereka mennambahkan fungsi messaging pada paruh kedua 2009, WhatsApp pun meledak. WhatsApp Inc kabarnya hanya mempekerjakan sekitar 20 orang saja. Di mana sebagian besar di antaranya adalah teknisi.

Aplikasi ini memang bukan tergolong gratisan. Untuk setahun pertama, WhatsApp memberikannya secara gratis, baru kemudian pengguna diharus membayar sejumlah uang. Ada yang menarik dari identitas untuk membuat WhatsApp, yakni pengguna hanya perlu memberikan nomor ponselnya saja. Tak perlu ID email atau nomor PIN. Selain itu, user juga bisa berkirim foto dan video melalui WhatsApp. User interfacenya pun simpel dan mudah digunakan.

"Kami memang ingin menciptakan sesuatu yang simpel dan pada saat yang sama, sangat berguna bagi orang banyak," kata Jan Koum. Popularitas layanan seperti WhatsApp pun semakin menekan penggunaan SMS. Sebab selain berbayar, penampilan dan fungsi SMS pun kurang menarik lagi dibandingkan WhatsApp. WhatsApp mungkin menjadi aplikasi messaging paling sukses saat ini. Penggunanya terus tumbuh, demikian juga jumlah pesan yang terkirim per harinya, bahkan meski sempat didera isu pelanggaran privasi.

Baru-baru ini, WhatsApp mengumumkan saat ini ada 54 miliar pesan yang dikirim setiap harinya. Aplikasi messaging cross platform ini menangani sekitar 18 miliar pesan masuk dan 36 miliar pesan ke luar per harinya. Angka ini sangat impresif. Seorang analis mobile Benedict Evans mengatakan, jumlah tersebut jauh lebih banyak dari total pesan SMS yang lalu lalang secara global setiap harinya.

Sebenarnya bukan hal yang mengejutkan, mengingat WhatsApp saat ini punya 450 juta pengguna aktif. Meski banyak pesaing bermunculan, WhatsApp tampaknya masih favorit. Penampilannya yang sederhana dan kemudahan berkirim pesan membuatnya terus diminati. Baik Jan Koum maupun Brian Acton tidak banyak muncul di publik atau melakukan promosi. Malah WhatsApp memang tidak mengeluarkan uang untuk marketing. Jan dan Brian sangat jarang diwawancarai media. Koum menyatakan memang perusahaannya sangat fokus pada produk dan rata-rata semua karyawan menghindari publikasi berlebihan.

"Tidak usah banyak omong dan biarkan produknya berbicara sendiri. Orang-orang menyukai produk yang bagus, sebuah sistem yang stabil," demikian katanya. Sempat ada gosip WhatsApp ditawar Google senilai USD 1 miliar. Namun kabar itu sudah ditampik. Dalam wawancaranya pada tahun 2011, Jan Koum menyatakan pihaknya ingin tetap independen.

"Kami ingin membangun perusahaan yang bertahan lama. Kami merasa dalam posisi yang unik untuk menyediakan sebuah layanan yang disukai user," sebut Koum. Didirikan tahun 2009, WhatsApp baru berusia 5 tahun. Namun, bayi ini sudah dihargai sangat mahal. Siapa lagi penawarnya kalau bukan Facebook! Raksasa jejaring sosial itu membeli WhatsApp senilai USD 19 miliar atau sekitar Rp 209 triliun (USD 1 = Rp 11.000). Sejauh ini merupakan pembelian termahal sepanjang sejarah Facebook.

Angka USD 19 miliar itu tentu saja tidak semuanya dalam bentuk cash. Melainkan terdiri dari USD 12 miliar dalam bentuk saham Facebook, USD 4 miliar cash, serta tambahan USD 3 miliar berupa saham terbatas yang diberikan untuk pendiri WhatsApp dan sejumlah karyawannya.

Apakah jumlah akuisisi tersebut pantas? Bisa jadi, karena WhatsApp saat ini melayani 450 juta pengguna setiap bulannya. Dimana sekitar 70% di antaranya termasuk dalam pengguna aktif. Jika dihitung per hari, dilaporkan ada lebih dari 1 juta pendaftar baru di layanan WhatsApp. Kendati sudah dibeli Facebook, CEO WhatsApp Jan Koum melalui postingan di blognya menjamin tidak akan ada yang berubah dari layanan ini.

“WhatsApp akan terus beroperasi secara independen dari kantor pusat di Mountain View. Pengguna masih akan dapat menggunakan layanan gratis selam setahun, dan kemudian membayar 99 sen,” tulisnya. Koum juga menjamin tidak akan ada iklan di depan pengguna WhatsApp, termasuk akan terus mendukung Windows Phone, BlackBerry, dan iOS . "Tidak akan pernah ada kemitraan antara kedua perusahaan kami jika kami harus berkompromi pada prinsip-prinsip inti yang akan selalu mendefinisikan perusahaan kami , visi kami dan produk kami," tegasnya.

WhatsApp baru saja diakuisisi Facebook dengan nilai pembelian fantastis, USD 19 miliar atau di kisaran Rp 209 triliun. Seperti apa kronologi pembelian WhatsApp? Berikut ceritanya. Menurut sumber terkait, pada awal tahun 2012 Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Facebook, mengundang pendiri WhatsApp Jan Koum untuk ngopi bareng di sebuah warung di Los Altos, California. Tidak diketahui apa saja yang dibicarakan kedua petinggi ini, namun sepertinya serius karena berlangsung selama 2 jam.

Sejak saat itu, seperti dikutip dari BusinessWeek, Kamis (20/2/2014), Zuckerberg dan Koum menjadi teman yang cukup akrab. Mereka jadi sering makan atau berolahraga bersama. Awal tahun 2014 ini, tepatnya pada tanggal 9 Februari, Koum mengunjungi rumah Zuckerberg di Palo Alto, California. Nah saat itu, perbincangan mengenai kemungkinan Facebook membeli WhatsApp menjadi serius. Mereka berdua membicarakan kemungkinan kerja sama saling menguntungkan antara Facebook dan WhatsApp.

Zuckerberg kemudian menawarkan proposal pembelian WhatsApp dan Koum diminta masuk dalam jajaran dewan pimpinan Facebook. Namun Koum tidak langsung mengiyakan, ia minta waktu untuk berpikir terlebih dahulu. Lima hari kemudian pada tanggal 14 Februari, Koum kembali mengunjungi rumah Zuckerberg. Mereka makan malam bersama istri Zuckerberg, Priscilla Chan. Saat itulah, Koum akhirnya setuju WhatsApp dibeli Facebook dan merekapun mendiskusikan berapa harganya.

Jadilah kemudian Facebook setuju membeli WhatsApp senilai USD 19 miliar, sebuah jumlah yang tidak sedikit. Ini adalah akuisisi terbesar yang dilakukan Facebook sepanjang sejarang situs jejaring sosial ini. Salah satu kekhawatiran usai WhatsApp dibeli oleh Facebook adalah munculnya iklan di aplikasi pesan instan ini. Bukan rahasia umum, Facebook rajin mengeruk uang dari iklan. Namun hal ini langsung buru-buru dibantah oleh CEO WhatsApp Jan Koum melalui postingan di blognya. Dia menjamin tidak akan ada yang berubah dari layanan ini.

"WhatsApp akan terus beroperasi secara independen dari Kantor Pusat di Mountain View. Pengguna masih akan dapat menggunakan layanan gratis selam setahun, dan kemudian membayar 99 sen," tulisnya, sepertidetikINET kutip dari Pocket Lint, Kamis (20/2/2014). Koum juga menjamin tidak akan ada iklan di depan pengguna WhatsApp, termasuk akan terus mendukung Android, Windows Phone, BlackBerry, dan iOS .

"Tidak akan pernah ada kemitraan antara kedua perusahaan kami jika kami harus berkompromi pada prinsip-prinsip inti yang akan selalu mendefinisikan perusahaan kami, visi kami dan produk kami," tegasnya. Hal senada juga dikatakan Mark Zuckerberg. Facebook berjanji, WhatsApp bakal tetap beroperasi secara independen dan menggunakan brand yang sudah dirintisnya.

"WhatsApp adalah jalan kami untuk menghubungkan dengan 1 miliar orang. Memang membutuhkan waktu yang tak sebentar, tapi saya bergembira dengan kerjasa dengan dia dan timnya untuk membuat dunia lebih terbuka dan terhubung," katanya melalui pernyataan resminya.

No comments:

Post a Comment