Situasi politik yang stabil di Indonesia, pertumbuhan konsumsi per kapita, peningkatan kesadaran kesehatan dari konsumen, dan kapasitas produksi produk susu lokal yang lebih tinggi, tentunya membuat industri susu memiliki prospek cerah ke depan.
Analis Pefindo Hasan Barakwan menuturkan, pertumbuhan yang cepat dari segmen susu UHT karena konsumsi kelas menengah berkembang dengan preferensi terhadap gaya hidup sehat akan terus mendukung kinerja PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ).
Selain itu, ULTJ juga berusaha untuk mengembangkan usahanya dengan mencari mitra strategis dengan perseroan multinasional, dan ini sebagai katalis positif karena akan memungkinkan produk ULTJ untuk menjangkau lebih banyak lokasi dan lebih banyak pelanggan.
Pertumbuhan kelas menengah dan preferensi yang berkembang untuk gaya hidup sehat di Indonesia adalah tren yang sangat menguntungkan bagi perseroan.
Konsumsi susu Indonesia memang relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Namun tren saat ini menunjukkan banyak orang Indonesia mengonsumsi susu setiap hari karena manfaatnya yang positif untuk kesehatan.
Dengan demikian, Pefindo percaya ULTJ memiliki prospek yang cerah di masa depan dan mampu terus membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba positif. Pangsa pasar untuk produk UHT menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada lima tahun sebelumnya dan diharapkan dapat melanjutkan pertumbuhan di masa mendatang sejalan dengan pertumbuhan penduduk kelas menengah di Indonesia dengan preferensi untuk memiliki gaya hidup lebih sehat.
Oleh karena itu, Hasan percaya katalis-katalis di atas dapat mendukung kinerja keuangan ULTJ di masa mendatang. "Ke depan, kami memperkirakan bahwa pendapatan ULTJ dapat tumbuh dengan CAGR 11% selama 2012-2017," tutur Hasan.
Pefindo percaya bahwa pasar dari produk susu UHT masih memiliki prospek yang cerah di masa depan. Hal ini disebabkan meningkatnya konsumsi penduduk kelas menengah yang memiliki kesadaran untuk lebih sehat dan perubahan konsumsi mereka dari susu bubuk ke susu UHT.
Katalis-katalis tersebut membantu ULTJ untuk terus menikmati kinerja keuangan yang kuat di masa depan. ULTJ mengalami pertumbuhan CAGR 20% selama 2009-2012.
Sejalan dengan rencana ULTJ untuk meningkatkan volume penjualan, kami memproyeksikan bahwa perseroan akan menghabiskan sekitar Rp 50 miliar-54 miliar untuk belanja modal pada 2013-2014.
"Kami percaya perseroan akan mampu melaksanakan rencananya dengan lancar ke depan, karena posisi kas cukup untuk mendukung belanja modal," imbuhnya.
Perseroan membukukan saldo kas sebesar Rp585 miliar, dan Pefindo percaya posisi kas ULTJ akan tetap kuat di masa depan sejalan dengan peningkatan keuntungan.
No comments:
Post a Comment