Sunday, February 16, 2014

Bank DKI Dapat Suntikan Dana 1 Triliun Dari Jokowi

Pemprov DKI akan menambah modal Bank DKI tahun ini hingga Rp 1 triliun. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo berharap bahwa penambahan modal disetor tersebut dialokasikan dengan baik oleh Bank DKI untuk memberikan manfaat dan produktif bagi masyarakat dengan cara meningkatkan daya saing. "Tahun lalu sudah kita berikan PMP (Penyertaan Modal Pemerintah) dua kali, totalnya Rp800 Miliar, tahun ini kita tambah lagi," ujar Jokowi akhir pekan lalu.

Menurutnya, Bank DKI mampu mencatatkan kinerja mengesankan di tahun 2013. Laba Bank DKI tumbuh sebesar 78,37 persen. Yakni dari Rp450 miliar di tahun 2012 menjadi Rp803 miliar di tahun 2013. Pertumbuhan total aset Bank DKI juga meningkat sebesar 16,82 persen dari Rp. 26,62 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp.31,09 triliun pada akhir tahun 2013.

"Kita juga minta Bank DKI terlibat dalam pengembangan semua prorgram Pemprov DKI," kata Jokowi, yakni Kartu Jakarta Pintar, program e-ticketing Transjakarta, penerimaan PBB, cash management system Pemprov DKI, dan monitoring rekening Pemprov DKI.

Menurut Jokowi, penambahan PMP ini bukan tanpa target terukur. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta memberi target kepada Bank DKImemiliki total aset sebesar Rp37 triliun dan laba sebelum pajak mencapai Rp 1 triliun tahun ini. Sedangkan tahun 2013 lalu, laba Bank DKI sebesar Rp 770 miliar lebih. Jokowi menegaskan, sebagai tuan rumah di Ibukota, Bank DKI harus mampu bersaing.

Jika Bank DKI mampu mencapai target laba yang telah ditentukan, lanjutnya, maka Pemprov DKI Jakarta, akan menambah PMP lagi. "Bank DKI tidak boleh kalah dengan bank daerah yang lain, apalagi di Jakarta," tegasnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama beberapa waktu lalu mengatakan, selain laba, indikator kinerja Bank DKI lainnya yakni penambahan cabang dan perbaikan system. "Saya bisa kontrol seluruh rekening yang diambil dari Bank DKI dari komputer saya," jelas Ahok. Ia juga menegaskan laba besar Bank DKI bukan karena APBD DKI yang mencapai Rp 72 triliun dikelola oleh Bank DKI.

"Kita ingin Bank DKI seperti bank swasta, produk e money digunakan oleh banyak warga," jelasnya. Bank DKI, kata Ahok, juga didorong untuk go public atau melantai di bursa saham. Jika sekarang dipaksa go public, lanjutnya, justru akan merugi. Dengan go public, pengawasan akan lebih transparan.

Seperti diketahui, Bank DKI memang menjadi BUMD dengan pemasukkan terbesar. Pada 2012, PAD dari Bank DKI mencapai Rp 150 miliar dan ditargetkan pada 2013 mencapai Rp 180 miliar.

Dengan APBD DKI Jakarta 2014 sebesar Rp 72 triliun, hampir dapat dipastikan laba Bank DKI juga meningkat, karena hampir semua transaksi APBD dilakukan melalui Bank DKI. Bank DKI juga terus berekspansi dengan membuka cabang-cabang di luar DKI. Seperti Makasar, dan Riau.

Total jaringan kantor Bank DKI berjumlah 213 jaringan cabang yang terdiri dari 24 cabang konven, dua cabang syariah, 42 cabang pembantu konven, delapan cabang pembantu syariah, 99 kantor kas konven, tujuh kantor kas syariah, dan 31 payment point.
Bank DKI membutuhkan tambahan modal untuk meningkatkan rasio kecukupan modal atau CAR mereka hingga 15 persen. Selain itu juga mengejar pertumbuhan kredit di atas 25 persen.

Ekonom Indef Ina Primiana mengatakan, alasan Pemprov DKI meningkatkan modal untuk Bank DKI cukup beralasan. Menurutnya, laba Bank DKI cukup besar dan terus tumbuh. Menurutnya, laba Bank adalah indikator utama kinerja Bank, sehingga jika labanya besar, tidak masalah ditambah modalnya oleh Pemerintah.

Ina menjelaskan, ekspansi ke beberapa kota di Indonesia juga menjadi salah satu alasan yang rasional. Dengan pembukaan cabang-cabang di daerah, dapat dipastikan mereka membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya di daerah.

"Kredit tumbuh, ekspansi, dan usaha perbankan lainnya itu membutuhkan modal, kalau memang Bank DKI mengelola APBD DKI, itu kan tergantung profesionalisme mereka, saya kira produktivitas bank dilihat dari Laba nya," ujarnya.

No comments:

Post a Comment