Pertamina terus meraksasa dengan sejumlah kinerja dan kontribusi positif bagi negara sepanjang tahun 2013 lalu. Hal ini didukung oleh makin baiknya kinerja operasional hulu, yang ditandai dengan peningkatan produksi migas Pertamina selama lima tahun terakhir. Meski produksi minyak nasional tengah lesu, Pertamina berhasil mencatatkan produksi minyak sebanyak 202 ribu barel per hari dan gas sebesar 1.528 mmscf per hari.
Untuk semakin mendorong pertumbuhan produksi minyak dan gasnya, Pertamina tidak hanya mengandalkan produksi di dalam negeri. Pertamina kini mulai membangun kapabilitas operasi di luar negeri dengan mengakuisisi Blok 405A Aljazair dan Blok West Qurna 1.
Selain sektor hulu, sektor niaga gas, pengolahan dan hilir juga turut mendukung kinerja positif Pertamina di tahun 2013. Ekspansi usaha terus dilakukan Pertamina, salah satunya dengan produk pelumas Pertamina yang telah mendunia. Salah satunya Pertamina Fastron Series yang kini sudah dapat ditemukan di 24 negara.
Produk pelumas Pertamina kini tak hanya bersaing di pasar Asia, tetapi juga telah menjangkau Eropa melalui Swiss. Ini menjadi bukti bahwa produksi anak bangsa tak kalah kualitas dan daya saingnya di pasar internasional.
Sebagai hasil, di tahun 2013 lalu Pertamina mencatatkan rekor pendapatan sebesar US$ 71,1 miliar atau Rp 743,11 triliun. Jumlah pendapatan di tahun 2013 ini meningkat dari pendapatan tahun sebelumnya sebesar US$ 70,9 miliar.
Laba bersih Pertamina di tahun 2013 pun mengalami peningkatan menjadi US$ 3,07 miliar atau Rp 32,05 triliun, yang berarti naik sebesar 11% dari laba tahun sebelumnya sebesar US$ 2,77 miliar. Rekor ini merupakan rekor tertinggi dalam sejarah Pertamina, walaupun masih menderita kerugian pada bisnis elpiji 12 kg, karena menjual di bawah biaya pokok produksinya.
Melihat kinerja tersebut, tak heran jika satu-satunya perusahaan energi nasional di Indonesia ini masuk ke jajaran Top 122 perusahaan ternama di dunia dalam Fortune Global 500. Sebuah prestasi yang patut dibanggakan oleh Indonesia.
Berkat kinerja yang baik di tahun 2013 lalu, Pertamina juga turut memberi kontribusi positif bagi pendapatan negara dengan menyetor Rp 78,22 triliun, yang terdiri dari dividen Rp 9,5 triliun dan setoran pajak Rp 68,72 triliun. Jumlah setoran dividen dan pajak pada tahun 2013 lalu meningkat 18,21% dibandingkan tahun 2012 yang jumlahnya Rp 66,17 triliun.
Peningkatan kontribusi Pertamina terhadap penerimaan negara tidak hanya di tahun 2013 saja. Selama lima tahun terakhir, kontribusi dalam bentuk ini telah mengalami peningkatan signifikan, yaitu sekitar 55,2%, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 11% per tahun.
Demi menjaga kelangsungan, Pertamina juga tak berhenti berinvestasi dengan menggelontorkan US$ 6,87 miliar atau Rp 71,8 triliun di 2013. Nilai investasi yang meningkat dua kali lipat dari realisasi di tahun 2012. Investasi ini juga sekaligus menjadi tabungan masa depan Pertamina demi mewujudkan aspirasi sebagai Asian Energy Champion 2025.
No comments:
Post a Comment