Belajar menjadi pengusaha tanpa biaya terus dikembangkan oleh Ir Ciputra. Melalui Universitas Ciputra Entrepreneurship Centre (UCEC), pengusaha properti ini mengajak kaum muda meraih masa depan dengan cara menjadi entrepreneurship alias wirausaha handal.
"Generasi muda bisa menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain, akan menjadi solusi masalah bangsa ini,” kata Ciputra pada saat peluncuran pembelajaran onlineUCEO (Universitas Ciputra Entrepreneurship Online) seri kedua bertajuk “Tumbuh 100 X” (T100) di Jakarta, Senin, 17 Februari 2014.
Pembelajaran online menggunakan format MOOC (Massive Open Online Course), terbuka untuk umum dan gratis. Program ini merupakan bagian dari terobosan UCEC, yang pertama kali dibuka akhir Agustus tahun lalu. Saat itu UCEC meluncurkan MOOC dengan judul Entrepreneurship Ciputra Way. Seri MOOC berbahasa Indonesia itu mendapat respon luar biasa, sebanyak 23.672 dari 615 kota di 83 negara tersecatat sebagai mahasiswa.
Pada seri kedua MOOC, UCEC menggandeng entrepreneurterkemuka Indonesia, seperti Ciputra, Martha Tilaar, Dahlan Iskan, Sandiaga Uno, Sudhamek AWS sebagai pengajar. Menurut Ciputra, entrepreneurship sebagai ilmu kehidupan. Lima puluh tahun silam, kata dia, dirinya “buta” tentang entrepreneur. “Tapi setelah saya menjalankannya, saya bisa.” Sejak duduk di bangku SMP hingga kuliah, Ciputra berjualan rupa-rupa dari kelelawar hingga perabot rumah tangga. “Entrepreneur sesungguhnya tidak belajar di belakang meja tetapi langsung praktek di lapangan.”
Resep menjadi pengusaha yang berhasil, kata Ciputra, wajib punya keinginan kuat, semangat dan keberanian mengambil risiko. Sebab, sukses tidaknya seorang entrepreneur juga ditentukan dari kemauannya untuk belajar dengan melihat pengalaman orang lain yang sukses. “Sampai sekarang saya selalu melihat dan mempelajari orang-orang yang berhasil," akunya.
Ciputra juga menekankan pada kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur. Sikap ini, menurutnya, menjadi modal seorang entrepreneur untuk meraih sukses di pasar lokal juga pasar global. “Kalau belum bisa jadi leader di pasar dalam negeri jangan coba-coba bersaing di pasar luar negeri,” kata Ciputra.
Menteri Koperasi dan UKM RI Syarief Hasan, yang hadir dalam acara ini, mengapresiasi langkah UCEC menyelenggarakan pembelajaran online. Menteri Syarief menyebutkan, T100 yang menjadi seri kedua pembelajaranonline UCEC adalah jenis pesawat canggih supersonik Rusia yang belum keluar setelah seri T7 dan T14. “Harapannya, dengan adanya pembelajaran online ini terjadi percepatan rasio jumlah entrepreneur dari 1,6 persen pada tahun lalu menjadi 2 persen pada 2014,” katanya.
Menteri Syarief mengatakan, entrepreneur yang belajar karena didorong pemanfaatan teknologi (technology driven entrepreneur) adalah entrepreneur yang telah melangkah satu tahap ke depan. Dengan belajar melalui internet, entrepreneur ini belajar banyak hal mulai dari bagaimana meningkatkan omzet sampai dengan kepuasan pelanggan. “Inilah saatnya bagi generasi muda Indonesia untuk mengambil peluang bisnis yang ada di depan mata. Kalau tidak kita siapa lagi, kalau bukan sekarang, ide kita akan diambil oleh orang lain,” katanya.
No comments:
Post a Comment