Siapa yang tidak mengenal PT Bank Rakyat Indonesia Tbk? Bank dengan aset terbesar ini mampu menorehkan kinerja brilian hingga akhir 2013. Lantas, bagaimana prospeknya tahun ini?
Analis Samuel Sekuritas Joseph Pangaribuan menuturkan, bisnis mikro semakin membaik pada kuartal empat 2014 ditandai dengan jumlah debitur bertambah sekitar 300 ribu debitur yang menjadikan jumlah debitur mikro mencapai 6,5 juta atau naik 18%.
Funding di mikro juga membaik terlihat dari simpanan pada kuartal terakhir tahun lalu naik 9,2% dengan kontribusi terbesar berasal pertumbuhan CASA.
Pendapatan bunga bersih (net interet marjin/NIM) naik 12bps (yoy) dan 30bps (qoq) ketika terjadi kenaikan BI rate dan NPL turun 78bps YoY dan 22bps QoQ akibat perlambatan ekonomi. Kenaikan NIM ini berkat kenaikan kontribusi kredit mikro untuk plafon 0-50 juta Rupiah di mana kredit pada tier ini merupakan kredit dengan yield tertinggi.
Hal ini juga mengkompensasi kenaikan cost of fund sebesar 3bps YoY dan 13bps QoQ akibat dari kenaikan bunga deposito. Sementara itu, penurunan NPL menunjukkan portofolio kredit BRI tidak terlalu terpengaruh oleh perlambatan ekonomi.
Meski NPL berada dalam trend penurunan, beban provisi pada kuartal empat 2013 naik cukup signifikan sebesar 96% QoQ.
Namun demikian, hal ini lebih diakibatkan kebijakan manajemen yang konservatif, yakni untuk mengantisipasi pemburukan kredit yang disalurkan di daerah bencana, mengantisipasi pemburukan kredit special mention, dan mengikuti pesaing yang telah menerapkan beban provisi yang konservatif.
BRI mencatat laba bersih tahun lalu sebesar Rp21,4 triliun, naik 14,3%, 6% di atas estimasi pasar, namun masih relatif in line dengan estimasi Samuel. Pada kuartal 4-2013, laba bersih mencapai Rp5,9triliun, naik cukup signifikan sebesar 8,4%.
Kredit ditargetkan naik 20%-22% pada tahun ini, relatif sama dibandingkan dengan tahun lalu, namun melebihi target pertumbuhan sektor sebesar 15%-17%.
"Kualitas kredit kami perkirakan akan terjaga baik seiring profil kredit yang tidak terlalu terpengaruh perlambatan ekonomi," kata Joseph dalam risetnya.
Menurut dia, kinerja yang sangat baik serta dikombinasikan dengan outlook yang bagus dan valuasi yangmurah menjadikan Samuel tetap melanjutkan rekomendasi beli untuk BRI. Saat ini, BRI diperdagangkan pada PBV tahun ini sekitar 2,1x, sangat menarik karena diskon 19% dari rata-rata PBV historis dalam 10 tahun terakhir.
"Target harga kami Rp11.000 mencerminkan kepada PBV 2014 yakni 2,8x," ungkapnya.
No comments:
Post a Comment