Akibat hujan abu vulkanik Gunung Kelud pada Jumat dinihari kemarin, lahan kebun salak di tiga kecamatan di Sleman tertutup abu. Debu vulkanik yang menutupi sekitar 85 hektare kebun salak itu bisa mengakibatkan buahnya rusak. Sebab, daun pepohonan tidak kuat dan layu jika terkena abu vulkanik.
"Kebun salak pondoh di tiga kecamatan terkena abu Kelud sangat parah," kata Widi Sutikno, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Sabtu, 15 Februari 2014.
Lahan salak pondoh yang paling parah berada di Kecamatan Turi, Pakem, dan Tempel. Tiga kecamatan itu terkenal dengan budi daya salak pondoh yang dikirim ke berbagai daerah, bahkan diekspor. Untuk meminimalisasi kerugian, kata Sutikno, para petani salak dikoordinasikan mengantisipasi dan menyelamatkan tanaman.
Langkah itu berupa pengurangan pelepah daun atau pengurangan tajuk daun untuk tanaman yang nyaris roboh. Jika tidak segera ditangani dikhawatirkan mengganggu pertumbuhan dan produktivitasnya.
Jika dibandingkan dengan erupsi Merapi 2010, dampak abu Kelud terhadap tanaman salak masih tergolong ringan. Sebab saat ini hanya terkena abunya. Pada 2010, tanaman salak terkena abu, pasir, bahkan batu Merapi.
Lahan salak di Sleman tercatat ada 2.900 hektare. Namun yang parah terkena abu Kelud diperkirakan 85 hektare saja. "Penyelamatan pohon harus segera dilakukan beberapa hari ke depan," kata dia.
Daun yang terkena abu vulkanik bisa terganggu pertumbuhannya. Abu yang menempel di daun salak mengganggu proses fotosintesis. Jika terkena hujan, karena semakin berat, daun terancam patah.
Di sisi lain, kata dia, tanaman padi justru diuntungkan oleh abu vulkanik ini. Sebab, abu ini banyak mengandung nutrisi alamiah dan merupakan bahan dasar pupuk. Nutrisi alamiah ini sangat dibutuhkan oleh tanaman padi. "Kalau tanaman padi justru diuntungkan," kata Widi.
Ketua Asosiasi Petani Salak Sleman Iskandar mengatakan banyak pohon salak yang nyaris roboh akibat abu Kelud. Dalam 1 hektare saja ada 2.500 rumpun pohon salak. "Banyak yang nyaris roboh. Kalau tidak segera ditangani akan mati," kata dia.
No comments:
Post a Comment