Monday, February 17, 2014

Strategi PLN Untuk Memperbanyak Pelanggan Listrik Yang Dimonopolinya

Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (persero), Nur Pamudji, mengatakan pada 2014 rasio sambungan listrik atau elektrifikasi bisa mencapai 81,4 persen, atau naik 1,4 persen.  Menurut Pamudji, ada dua cara mewujudkan hal tersebut. "Salah satunya menambah anggaran untuk kelistrikan," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 10 Februari 2014.

Pamudji mengatakan tambahan anggaran bisa digunakan untuk membangun jaringan di perdesaan. Pada 2014, PLN mengucurkan investasi Rp 57,5 triliun untuk membangun sejumlah infrastruktur pembangkit, sambungan, dan pelayanan listrik. "Tetapi dalam prakteknya membutuhkan waktu," ujarnya.

Cara kedua, kata Pamudji, adalah memindahkan penduduk. Menurut dia, penduduk di kawasan terpencil yang sulit terjangkau listrik dipindahkan ke wilayah yang lebih terbuka dan mudah untuk pembangunan infrastruktur. "Jika memungkinkan," katanya.

Menurut Pamudji, saat ini banyak daerah yang memiliki rasio elektrifikasi di bawah 60 persen. Salah satunya yakni Kabupaten Kotabaru di Kalimantan Selatan, yang memiliki rasio elektrifikasi 40 persen. Rasio elektrifikasi yang rendah ini disebabkan oleh letak perkampungan di wilayah itu yang saling berjauhan. "Sehingga menyulitkan distribusi listrik."

Sepanjang 2013, PLN membukukan rasio elektrifikasi 80 persen. Pencapaian ini merupakan prestasi kerja tertinggi perseroan dalam lima tahun terakhir. Menurut Pamudji, hal ini tercapai berkat naiknya investasi program listrik perdesaan.

Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Nur Pamudji, mengatakan rasio sambungan listrik atau elektrifikasi pada 2013 mencapai 80 persen. "Pencapaian ini menjadi kinerja tertinggi perseroan dalam lima tahun terakhir," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 10 Februari 2014.

Menurut Pamudji, rasio ini tercapai berkat naiknya investasi program listrik perdesaan. Dengan subsidi yang cukup, kata dia, PLN bisa memperluas jaringan listrik di perdesaan dan perkotaan.

Namun, kata Pamudji, masih ada provinsi dengan rasio elektrifikasi di bawah 60 persen. Angka terendah berada di Nusa Tenggara Timur dan Papua, masing-masing 54,8 dan 40,8 persen. Di tingkat kabupaten, daerah dengan rasio elektrifikasi terendah adalah Kotabaru di Kalimantan Selatan, yakni 40 persen. "Sebab letak perkampungannya berjauhan sehingga menyulitkan distribusi listrik," ujarnya.

Pada 2014, PLN menargetkan rasio elektrifikasi sebesar 81,4 persen. Untuk itu, kata Pamudji, PLN akan mengucurkan investasi Rp 57,5 triliun untuk membangun infrastruktur dan meningkatkan pelayanan.

Dana tersebut digunakan untuk merampungkan pembangunan pembangkit berkapasitas 2.592 megawatt (MW), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) skala kecil berkapasitas 530 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya komunal berdaya 42.730 kilowatt peak (KWp). PLN juga akan membangun jaringan transmisi sepanjang 3.999 kilometer sirkuit (kms), dan gardu induk 3.675 Megavolt-ampere (MVA).

Pamudji mengatakan PLN akan menggunakan dana investasi untuk melayani 3.484 ribu pelanggan dan membangun jaringan distribusi tegangan menengah sepanjang 13.768 kms. PLN juga membangun jaringan distribusi tegangan rendah sepanjang 10.717 kms dan gardu distribusi 3.181 MVA.

No comments:

Post a Comment