Amerika Serikat (AS) telah membuka sanksi embargo terhadap Iran pada November 2013 lalu. Ini membuat peluang investasi dan perdagangan di negara tersebut terbuka lebar. Pengusaha Indonesia ingin memanfaatkan momentum tersebut.
Dalam acara forum bisnis antara Kadin Indonesia dengan 50 pengusaha Iran hari ini, Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto mengatakan, nilai perdagangan Indonesia dengan Iran naik.
"Data yang kita dapat dari Kementerian Perdagangan, (nilai perdagangan Indonesia-Iran) meningkat cukup tajam dalam dekade ini mencapai US$ 1,26 miliar pada 2012," kata Suryo dalam sambutannya di forum bisnis yang diadakan di Hotel JW Marriott, Kuningan, Jakarta (11/02/2014).
Penduduk Iran saat ini berjumlah hampir 80 juta jiwa menjadi peluang pasar yang sangat potensial untuk produk agrokultur, makanan, otomotif, farmasi, tekstil, pariwisata, serta produk unggulan Indonesia lainnya. Sementara itu Suryo menjelaskan, saat ini Indonesia menjadi produsen yang sangat penting bagi Iran dalam beberapa produk.
"Kita adalah produsen penting dalam sektor kelapa sawit, bahan galian mineral, kertas, dan beberapa produk industri yang lain," imbuh. Saat ini Indonesia sedang mengalami transisi dari ekonomi ekstraktif (penggalian tambang), menjadi ekonomi dengan nilai tambah dari berbagai sumber daya alam yang dimiliki. Kadin sepenuhnya mendukung langkah ini, karena perbaikan sektor hilir tambang sangat penting untuk meningkatkan nilai produk Indonesia.
"Memang selama ini Indonesia dikenal sebagai ekstraktif yang sifatnya dari tambang alam, namun dalam beberapa tahun terakhir kita transformasikan kepada produk yang memiliki nilai tambah," kata Suryo.
No comments:
Post a Comment