Saturday, March 1, 2014

Bank BNI Syariah Bukukan Laba Rp. 117,62 Milyar Tahun 2013

PT Bank BNI Syariah berhasil membukukan laba Rp 117,62 miliar pada tahun 2013 atau tumbuh 15 persen dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 101, 8 miliar. Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano mengatakan kinerja perseroan pada tahun 2013 secara umum memenuhi target yang diharapkan, meskipun pada akhir kuartal terjadi gejolak ekonomi yang berdampak pada ketatnya likuiditas pasar.

"Bisnis kami sedikit tertekan karena kondisi likuiditas. Alhamdulillah semua indikator 2013 yang ditargetkan pemegang saham maupun rencana bisnis bank kepada Bank Indonesia dapat tercapai," kata Dinno di kantornya, Kamis (27/2/2014).

Per 31 Desember 2013, total aset BNI Syariah mencapai Rp 14,7 triliun, meningkat 38,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya mencapai Rp 10,6 miliar. Pertumbuhan ini didorong naiknya pembiayaan sebesar 47,3 persen pada periode yang sama menjadi Rp 11,2 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu mencapai Rp 7,6 triliun.

Porsi terbesar pembiayaan dialokasikan ke sektor konsumer seperti griya, talangan haji, dan fleksi yang mencapai 55,4 persen dari total portofolio pembiayaan. Kemudian diikuti pembiayaan ritel produktif cabang sebesar 20,7 persen, pembiayaan komersial 12,5 persen, mikro 7,8 persen, serta kartu pembiayaan 3,6 persen.

"Pembiayaan kami tahun 2013 mayoritas konsumer 55 persen, berupa griya, talangan haji, dan sebagainya. Ke depan ada niat untuk memperbesar pembiayaan produktif. Paling tidak tahun 2016 pembiayaan produktif 60 persen dan konsumtif 40 persen," kata Direktur Bisnis BNI Syariah Imam Teguh Saptono pada kesempatan sama.

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 11,9 triliun, naik 29,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun dalam kondisi ketat, kata Dinno, perseroan mengklaim berhasil menjaga komposisi dana secara sehat.

"Giro dan Tabungan atau CASA rasio berhasil dipelihara oada tingkat 57,2 persen. Kondisi ini sekaligus menempatkan perseroan sebagai bank syariah dengan CASA tertinggi di industri," ujar Dinno.

No comments:

Post a Comment