Konferensi Tingkat Tinggi Association of Southeast Asian Nations (KTT ASEAN) di Nay Pyi Daw, Myanmar, yang dimulai hari ini mengusung banyak tema baik dalam lingkup internasional maupun per negara anggota ASEAN.
Perlakuan pemerintah Myanmar terhadap penduduk Rohingya di bagian barat Rakhine mendatangkan kritik internasional. Reformasi di negara ini juga dinilai berhenti setelah dua tahun lalu sempat dipuji-puji negara-negara Barat.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan akan menekan pemerintah Myanmar agar menunjukkan banyak kemajuan dalam reformasi konstitusi menjelang Pemilihan Umum 2015, sehingga jalan bagi Aung San Suu Kyi untuk menjadi Presiden Myanmar bisa terbuka.
Para pejabat juga menyoroti kebebasan berbicara, hak asasi manusia, dan demokrasi di seluruh Asia Tenggara. Setelah melakukan kudeta pada Mei lalu, penguasa militer Thailand terus membatasi penyampaian aspirasi warganya.
Di Malaysia, pemerintah semakin kejam dalam membungkam kritik dan mempersulit proses penuntutan. Pemimpin partai oposisi di Malaysia, Anwar Ibrahim, dipenjara bertahun-tahun atas kampanye tentang keluarganya yang dianiaya tanpa henti oleh pemerintah Malaysia, seperti dilansir Sydney Morning Herald, Rabu, 12 November 2014.
Di Vietnam, aparat kepolisian memenjarakan lusinan narablog karena tulisan mereka, sementara Perdana Menteri Kamboja menyensor ekspresi masyarakat yang diunggah secara onlinedan melihatnya sebagai kejahatan. Aparat pemerintah Kamboja dikabarkan menembak mati pengunjuk rasa yang bekerja sebagai pekerja garmen.
"Pembatasan kebebasan berbicara memang tidak seratus persen mengganggu masyarakat terkait. Namun itu membuat banyak investor asing enggan masuk ke wilayah ini," kata Direktur Riset Amnesty Internasional untuk kawasan Asia Tenggara, Rupert Abbott.
No comments:
Post a Comment