Yahoo! Inc kembali menggelar aksi korporasi. Kali ini, Yahoo! memutuskan membeli perusahaan iklan video digital BrightRoll dengan membayar US$ 640 juta (sekitar Rp 7,8 triliun). Manajemen Yahoo! mengatakan pembelian Brightroll memudahkan upaya mereka mengembangkan sektor iklan berbasis video. "Yahoo! akan menjadi perusahaan yang memiliki platform iklan video terbesar di Amerika Serikat,'' katanya seperti dikutip dari BBC.
Adapun BrightRoll merupakan perusahaan iklan video onlineyang menggaet banyak merek ternama dunia sebagai klien. Pendapatannya tahun ini lebih dari US$ 100 juta (sekitar Rp 1,2 triliun).
Keputusan Yahoo! masuk ke bisnis iklan via video ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Selama ini, pemasukan Yahoo! menurun akibat jumlah iklanonline di situs Internet merosot. Pada kuartal III, pendapatan Yahoo! dari iklan turun 5 persen. Yahoo! kalah jauh oleh Google yang berhasil menggenjot pendapatan 17 persen.
CEO Yahoo! Marissa Mayer mengatakan iklan video menyajikan kesempatan terbesar untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. "BrightRoll adalah perusahaan yang tepat dan cocok dengan Yahoo! dari sisi strategi dan finansial,'' katanya. Akuisisi atas BrightRoll ini merupakan belanja terbesar Yahoo!, setelah perusahaan itu mendapat suntikan dana dari penjualan sahamnya kepada Alibaba senilai US$ 9,4 miliar pada September 2014. Setelah menggaet Brightroll, Yahoo! berniat membeli penyedia aplikasi chatting, Snapchat.
Persaingan raksasa Internet diprediksi akan semakin sengit, menyusul rencana pembelian penyedia konten YouTube, Fullscreen, oleh Yahoo!. Google yang merupakan pembuat YouTube, adalah pesaing terkuat Yahoo!.
Seperti dilaporkan Sky News, yang dikutip Reuters, Yahoo! sudah menawar Fullscreen senilai US$ 250 juta atau Rp 3 triliun. “Yahoo! sedang mencari cara untuk berekspansi untuk menarik konsumen berusia muda,” tulis Reuters, Jumat, 27 Juni 2014. Sayangnya, belum ada keterangan resmi dari Yahoo! tentang pembelian konten tersebut.
Jika pembelian sudah terlaksana, Yahoo! berharap dapat mencapai 3 miliar kunjungan setiap bulan ke situsnya. Dalam menawar Fullscreen, Yahoo! harus menghadapi perusahaan Chernin, firma yang menjadi pemodal bagi Fullscreen. Chernin menjalankan bisnis Fullscreen, bersama dengan agensi iklan WPP dan Comcast Ventures.
Adapun Fullscreen didirikan pada 2011 oleh mantan eksekutif Google, George Strompolos. Awal pekan ini Strompolos menyatakan adanya investasi untuk mengembangkan konten YouTube. “Kami akan menganggarkan dana sebesar US$ 10 juta (Rp 120 miliar) untuk menciptakan seri YouTube terbaru,” kata dia. (
Lewat Fullscreen, Strompolos juga ingin membantu mempromosikan video. “Kami ingin memperkuat pembuat generasi baru pembuat video,” kata Strompolos.
Fullscreen mengoperasikan 15 ribu saluran (channel) yang mampu menarik 2,5 miliar kunjungan setiap bulannya. Terdapat 600 ribu lisensi lagu, video, serta konten audio-visual yang memungkinkan pengaksesnya untuk menonton secara gratis. Perusahaan ini bekerja sama dengan sejumlah mitra, antara lain NBC, Fox, Cartoon Network, dan pengiklan.
No comments:
Post a Comment