Harga sayur-mayur di sejumlah pasar tradisional di Malang melonjak drastis. Naiknya harga sayuran ini diduga juga dipicu oleh rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Di Pasar Merjosari, Malang, harga cabai rawit yang semula Rp 10 ribu naik menjadi Rp 40 ribu per kilogram. "Harga sayur naik bertahap, kami tidak tahu penyebannya. Padahal pasokan melimpah," kata salah seorang pedagang Pasar Merjosari, Hariyanto, Selasa 11 November 2014.
Adapun tomat yang semula Rp 3 ribu per kilogram naik menjadi Rp 8 ribu. Wortel dari Rp 6 ribu per kilogram menjadi Rp 8 ribu. Bawang merah yang awalnya Rp 14 ribu per kilogram kini jadi Rp 16 ribu. Kenaikan harga sayur mayur menyebabkan jumlah pembeli menurun separuh sehingga pendapatan pedagang anjlok.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan telah mematau harga kebutuhan pokok di pasar tradisional. Hasilnya diketahui harga seluruh komoditas sayur mayur melambung. Ia mensinyalir kenaikan harga itu disebabkan cuaca buruk. "Saat kemarau produksi sayur anjlok sehingga harga naik," katanya.
Menurutnya, harga kebutuhan pokok masih relatif wajar dan belum perlu intervensi untuk stabilisasi harga. Jika kenaikan harga kebutuhan pokok mulai tak terkendali, Dinas Perdagangan, kata dia, baru melakukan operasi pasar yang melibatkan produsen bahan-bahan kebutuhan pokok, Badan Urusan Logistik dan pihak terkait.
Harga sayuran saat awal musim hujan ini melambung. Jumlah sayuran yang masuk ke Daerah Istimewa Yogyakarta sedikit, tapi permintaan tinggi. Pemerintah akan melakukan operasi pasar jika memang harga sudah tidak terkendali.
Saat ini harga tomat mencapai Rp 9.000 per kilogram. Padahal saat hujan masih ringan harga hanya Rp 7.000 per kilogram. Sebelumnya harga per kilogram hanya Rp 3.000.
"Kami memantau sentra sayuran di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jika harga tinggi bukan akibat musim hujan, telah disiapkan operasi pasar untuk menstabilkan harga sayuran," kata Astungkoro, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kenaikan harga sayuran di beberapa pasar tradisional dinilai tidak wajar. Sebab, kenaikan harga sayuran itu hampir 100 persen dari harga normal.
Selain produksi sayuran yang terbatas karena cuaca, menurut dia ada permainan harga di tingkat pedagang. Jika memang ada permainan harga sayuran di tingkat pedagang, pemerintah akan mengintervensi harga supaya kembali normal.
"Memang pada musim hujan produksi sayuran tidak sebanyak sebelumnya. Tapi harganya yang sangat tinggi ini tidak wajar," kata Astung.
Menurut Staf Seksi Pengadaan dan Penyaluran Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta, Sugiyono, khusus harga tomat yang merambat naik menjadi Rp 9.000 per kilogram itu memang baru kali ini terjadi. Jika curah hujan tinggi para petani memanen sebelum masanya.
Maka panen dini justru merontokkan dan merusak tanaman tomat. "Ini juga salah satu penyebab produksi tomat berkurang," kata dia.
Selain itu, lahan pertanian sayuran di wilayah lereng Gunung Merapi belum pulih akibat erupsi. Padahal tanaman tomat di sekitar gunung itu menjadi andalan buah tomat untuk pasokan di pasar-pasar tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kenaikan harga sayuran itu diamini oleh Sutinah, pedagang sayuran di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Menurut dia, semua harga sayuran naik kecuali kentang, bawang merah, dan bawang putih. "Musim hujan ini mayoritas harga sayuran naik dan mudah busuk," kata dia.
Ia mengungkapkan harga komoditas yang naik adalah tomat sejak seminggu yang lalu Rp 6.000 menjadi Rp 10.000 per kilogram, harga loncang naik dari Rp 6.000 menjadi Rp 9.000 per kilogram. Harga wortel menjadi Rp 7.000 per kilogram dari Rp 6.000, kubis naik dari Rp 3.000 menjadi Rp 4.000 per kilogram.
Sedangkan untuk harga cabai merah keriting naik dari Rp 24.000 menjadi Rp 26.000 per kilogram. Harga cabai rawit merah naik dari Rp 16.000 menjadi Rp 19.000 per kilogram. Harga cabai teropong menjadi Rp 30.000 dari Rp 24 ribu per kilogram. "Yang justru harganya turun adalah kembang kol dari Rp 10 ribu menjadi Rp 8.000 per kilogram," kata dia.
Harga sayuran yang normal adalah kentang Rp 7.000 per kilogram, bawang putih Rp 10.000 per kilogram, dan bawang merah Rp 8.000 per kilogram.
No comments:
Post a Comment