Pembangunan Jatigede di Sumedang, Jawa Barat dinilai sebagai awal serangkaian pembangunan infrastruktur air di Tanah Air. Setelah Waduk Jatigede, pemerintah menargetkan akan menangani pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Waduk Jambo Aye di Aceh. Hal ini disampaikan oleh Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mudjiadi di Jakarta, Senin (24/11/2014).
"Ada (waduk berkapasitas besar) di Jambo Aye, Aceh. (Kapasitasnya) 1,4 miliar kubik. Besar itu di Aceh," tutur Mudjiadi.
Menurut Mudjiadi, hampir mustahil membangun infrastruktur sekaliber Jatigede di kawasan lain di Pulau Jawa. Namun, kesempatan pembangunan di luar Pulau Jawa masih sangat terbuka. Sebagai perbandingan, Waduk Jatigede yang tengah dinanti penyelesaiannya memiliki ukuran 980 x 160 m3.
Selain untuk mengairi sawah seluas 90.000 hektar, waduk ini juga memasok air baku sebanyak 3.500 liter per detik. Meski prospeknya baik, namun Mudjiadi belum berani menjanjikan pembangunannya. Menurutnya, ada banyak hal yang menjadi pertimbangan teknis dalam membangun PLTA.
"Lagi studi karena di situ (kawasan Jambo Aye) ada juga masalah sosial. Di situ juga masuk konsesi Exxon. Kita kihat konsesinya masih jalan tidak, ada juga hutan lindung. Masih perlu studi lah di sana," pungkasnya.
Pemerintah kembali membahas penuntasan masalah sosial proyek Waduk Jatigede, di Sumedang, Jawa Barat. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (MenPU-Pera), Basuki Hadimuljono mengatakan, secara prinsip semua pihak terkait sudah sepakat mengenai area yang harus ditutup, dan tinggal menunggu Peraturan Presiden (Prespres).
“Kalau Perpresnya saya kira enggak masalah. BPKP sudah opini ke Kejagung. Jadi semua sudah clear. Jadi, ini cuma memastikan Pak Menko saja karena semua dipanggil, Kejagung juga,” kata Basuki kepada wartawan, Kamis (20/11/2014).
Saat ini konstruksi fisik Waduk Jatigede sudah mencapai 99,4 persen. Jika Perpres soal penanggulanan masalah sosial diteken, dia optimistis, Jatigede bisa diairi pada Desember tahun ini.
Asal tahu saja, pemerintah sebelumnya menargetkan Jatigede bisa diairi pada September 2014 lalu. Namun, lantaran Perpres-nya belum diteken oleh Presiden kala itu, maka pengairan pun molor. “Mudah-mudahan bisa Desember (diairi). Ya Perpresnya harus cepat. Karena kalau lewat musim hujan, sayang airnya,” ucap Basuki.
Waduk dengan volume 980x106 meter kubik itu akan dimanfaatkan untuk irigasi seluas 90.000 hektar (Ha), dan untuk air baku 3.500 liter per detik, dengan target layanan Kabupaten Cirebon dan Indramayu.
Selain itu, pemanfaatan Waduk Jatigede juga untuk PLTA berkapasitas 110megawatt, dan untuk pengendalian banjir seluas 14.000 Ha.
No comments:
Post a Comment