PT Pertamina (Persero) per tanggal 22 November 2014 resmi menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax dari Rp 10.500/liter menjadi Rp 9.950/liter. Ada alasan utama mengapa Pertamina mau menurunkan harga jual BBM jenis pertamax.
"Pertamax turun karena memang harga minyak dunia turun," ungkap Vice President Corporate Communications PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir, Sabtu (22/11/2014).
Saat ini harga jual minyak dunia terjun bebas hingga di bawah US$ 80/barel. Mekanisme penjualan pertamax mengikuti harga pasar karena BBM jenis ini tergolong BBM non subsidi.
Dengan turunnya harga jual pertamax, maka selisih harga jual dengan BBM subsidi premium tidak terlalu jauh. Pasca kenaikan harga BBM subsidi 17 November 2014 silam, harga BBM subsidi jenis premium naik Rp 2.000/liter dari Rp 6.500/liter menjadi Rp 8.500/liter. Sedangkan harga jual pertamax sekarang Rp 9.950/liter.
Disparitas harga yang tipis ini diharapakan bisa memaksa naiknya konsumsi pertamax. Oleh karena itu Pertamina sudah mengantisipasi dengan menyiapkan stok tambahan pertamax.
"Pertamina sudah siapkan stok pertamax untuk 50 hari ke depan," imbuhnya.
Selain itu beberapa persiapan lain juga dilakukan Pertamina seperti memperbanyak nozzle pertamax di SPBU. Cara itu dilakukan untuk meminimalisir jumlah antrean sepeda motor yang cukup panjang.
"Ini salah satu strategi Pertamina agar masyarakat bisa beralih ke pertamax tidak lagi premium," tutupnya.
Kemungkinan penerapan strategi ini sama dengan penerapan strategi feeder busway yaitu pertama pakai tiket terusan dan setelah banyak yang beralih dan terbiasa kemudian baru dijadikan terpisah sehingga laba yang diraup berlipat ganda dan dapat menutupi kerugian yang terjadi selama memakai tiket terusan.
No comments:
Post a Comment