Kementerian Perindustrian menggelar Pameran Produk Industri Kulit dan Barang Jadi Kulit 2014 di Plaza Pameran Industri Kemenperin, Jakarta, sejak 11-14 November.
"Pameran ini dapat dijadikan momentum dalam ajang promosi untuk memperluas akses pasar di bidang industri kulit dan barang jadi kulit untuk mampu bersaing di pasar global," kata Dirjen Kerjasama Industri Internasional Agus Tjahajana mewakili Menperin Saleh Husin di Jakarta, Selasa.
Agus mengatakan, saat ini jumlah perusahaan industri penyamak kulit sebanyak 67 perusahaan yang tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI, Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sedangkan, lanjutnya, industri barang jadi kulit saat ini berjumlah kurang lebih 2.135 perusahaan besar dan menengah, yang menyerap 995.315 tenaga kerja dengan total investasi mencapai Rp19,37 triliun.
"Pada 2013, nilai ekspor produk barang jadi kulit mencapai 6,2 miliar dollar AS dengan nilai produksi Rp56,95 triliun dan utilisasi sebesar 59,76 persen," kata Agus.
Menurut Agus, dengan adanya globalisasi perdagangan dunia, dampak yang sangat dirasakan adalah tantangan pada kemampuan daya saing industri nasional di pasar global.
Perjanjian kerja sama perdagangan dengan negara lain membuat persaingan dagang menjadi ketat, sehingga menjadi tantangan yang perlu disikapi dengan cermat oleh dunia usaha nasional.
Agus menyampaikan, dunia usaha dituntut melakukan efisiensi di bidang produksi dan pemasaran, serta memberi nilai positif berupa akses pasar, akses teknologi, investasi dan peningkatan sumber daya manusia.
"Saya mengharapkan industri kulit dan barang jadi kulit ini terus didorong pengembangannya karena memiliki potensi pasar sangat prospektif baik di dalam maupun luar negeri," kata Agus.
Selain sebagai produk fashion, tambah Agus, industri kulit juga digunakan sebagai produk kesehatan, pendidikan dan kesenian, serta banyak digunakan sebagai barang kebutuhan konsumen.
No comments:
Post a Comment